Masa mudaku terselamatkan oleh seorang ibu peri. Yang datang membawa bahagia dan senyum merona. Di antara tumpukan tugas dan kenakalan remaja.
Ketika fajar datang, hanya ia yang ada dalam bayang. Wajahnya selayak bintang. Menutup malam menghalau mendung.
Langit membuka hari menyambut mentari. Embun juga hadir menyelimuti hati. Dan sang guru belum berpikir tentang gaji.
Ibu memberi pesan moral untuk selalu berdoa. Semoga kita selalu dikelilingi makhluk baik di dunia. Keajaiban kelak bersemayam dalam surga.
Betapa indah masa merah, biru, abu-abu. Cinta datang dengan tulus dan kepolosan tempo dulu. Bermain hingga maghrib bersenda gurau.
Kini zaman telah berganti. Mereka yang menghibur di kala sepi. Tetap dikenang, disayang, disimpan dalam imaji.
Yoga Prasetya, Malang, 18 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H