Novel horor punya tingkat paling sulit dalam penulisannya. Namun, nasibnya paling mujur. Label pilihan langsung didapat tak perlu menunggu lama.
Tulisan nonsastra merupakan tulisan paling mudah. Sudah ada kerangkanya, jadi tinggal menyusun menjadi sebuah artikel yang menarik dan bermanfaat. Label pilihan tinggal menunggu waktu.
Puisi "Cinta di Tahun Terakhir" dibuat dengan sepenuh hati. Saya harus mengingat-ingat kejadian di waktu SMP kelas 3 tahun 2007. berarti sekitar 13 tahun yang lalu.Â
Kesulitan sebuah puisi terletak pada pemilihan diksi dan gaya bahasanya. Semakin bermakna semakin menarik puisi tersebut. Sayang sekali nasibnya tidak langsung dapat label pilihan. Ia harus menunggu berjam-jam.
Terakhir, cerpen berjudul "Curahan Hati Mirasantika" yang dibuat dengan mencari data atau referensi dari artikel tentang arak Bali. Nahas banget nasibnya paling buruk. Butuh kesabaran selama lima hari untuk mendapatkan label pilihan.
Harapan selanjutnya, semoga di antara keempatnya ada yang masuk jadi artikel utama. Hehehe. Ampun dah, berarti saya saat ini termasuk tipe orang yang peduli dengan sebuah label.
Namun, sebuah pelabelan adalah hak prerogatif seorang editor. Tulisan keren menurut kita belum tentu keren menurut yang terhormat sang editor Kompasiana. Pada akhirnya, sebagai penulis di Kompasiana, tugas kita hanyalah menulis. Bukan menentukan sebuah label. Terima kasih admin/editor Kompasiana.
Tulisan ini dibuat untuk 12 Tahun Kompasiana.
Penulis: Yoga Prasetya
Malang, 18 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H