Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ketika Jiwa Berpisah dengan Raga

17 November 2020   06:00 Diperbarui: 17 November 2020   07:26 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva/Yoga Prasetya

***

Perjalanan dari sekolah menuju tempat tinggal Pak David menemui banyak hambatan. Mulai dari ban mobil yang kempis, macetnya jalan di pertigaan lampu merah, hingga angin yang berhembus kencang di kala perjalanan hampir menemui ujungnya.

Seharusnya, dengan jarak 8 km bisa ditempuh hanya 30 menit. Namun, kali ini harus memakan waktu 1,5 jam. Sebuah pertanda yang kurang baik bagi mereka.

Perumahan tempat tinggal Pak David jauh dari kata ramai. Letaknya di Kabupaten M dipilih Pak David mungkin karena harganya yang terjangkau. Kalau di kota, bisa-bisa setahun 15 juta.

Tok tok tok.

"Permisi. Pak David," ucap Pras.

"Kita langsung masuk saja Pak Pras. Ini urgen soalnya. Mari kita baca doa lebih dahulu agar aman," saran Pak Mar.

Mereka membuka gerbang yang tak dikunci dan langsung mendobrak pintu rumahnya. Hati mereka terkejut melihat kondisi rumah yang berantakan. Pak Mar dan Pras langsung bergegas mencari Pak David.

Ia melihat sosok yang berbaring kaku di kamar tidur. Matanya menatap ke atas. Jantungnya masih berdetak. Namun, jiwanya tiada lagi bersemayam dalam raga.

Nahas benar nasib Pak David. Keputusan untuk tidak masuk sekolah memang memberikan dampak positif bagi sekolah. Tetapi, risiko yang ditanggung Pak David sangat berat.

"Pak Mar. Bagaimana ini?" Tanya Pras gupuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun