Pindah warga negara untuk hidup lebih baik adalah sebuah pilihan. Begitu juga dengan tetap menjadi WNI (Warga Negara Indonesia). Menurut saya, tidak ada yang salah karena semua bergantung pada situasi dan kondisi masing-masing individu.
Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi cerita edukatif tentang anak didik saya yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dalam ajang World Scholars Cup 2019 di Filipina dan puncaknya di Amerika. Mereka tidak "ujug-ujug" datang ke negara lain lalu juara. Ada proses panjang yang harus mereka lalui. Berikut kisah lengkapnya.Â
1. Berlatih Keras dan Cerdas di Tengah Padatnya Pembelajaran SekolahÂ
Terkadang, mengikuti lomba menjadi alasan beberapa anak didik untuk "bolos" pelajaran saya. Namun, mereka tidak. Faktanya, mereka menyempatkan ikut belajar bahasa Indonesia bersama saya di kelas. Meski tidak setiap pertemuan mereka bisa ikut pelajaran, karena adanya pembinaan khusus untuk lomba.Â
Saya sampaikan kepada mereka untuk melakukan manajemen waktu. Berlatihlah keras saat pembinaan dan belajar cerdas dalam pembelajaran. Waktu longgar dibuat untuk mengikuti pelajaran wajib di kelas. Itulah trik sukses ikut lomba dan tanpa melupakan pelajaran wajib seperti matematika, IPA, dan bahasa Indonesia.
2. Menahan Nafsu di Bulan Ramadan dan Juara Tingkat Nasional
Pembinaan lomba selama berbulan-bulan memang sedikit membuat mereka "jenuh". Apalagi, lomba tingkat nasional bertepatan dengan bulan Ramadan. Mereka harus menahan lapar, dahaga, dan emosi saat mengikuti lomba.Â
Dalam lomba tingkat nasional yang bertempat di SMA Ciputra Surabaya, 15 anak didik saya berhasil mendominasi perolehan medali hampir di tiap cabang lomba.Â