Untuk menguji pemahaman kita tentang puisi, silakan baca puisi saya yang bertopik "ruu cipta kerja disahkan" berikut ini. Selamat membaca
---
Suaraku Tak Mau Bungkam!
untuk ayah ideologisku, Wiji Thukul
Upahku terkekang dalam generalisasi
Laba perusahaan meroket tinggi
Pengusaha dan penguasa tertawa hihihi
Kebahagiaanku menjadi sebatas ilusi
Adakah cara yang bisa kuperbuat selain berserah diri?
Lembar lembir lembur lember Lembor
Seperti mantra oh hidup manusia
Jika ingin kaya ya lembur di hari raya
Namun, utang datang mengambil secara paksa
ternyata pion tetaplah pion, raja tetaplah jaya
Sang buruh bekerja tanpa batas lelah
Si otoriter semakin haus akan darah
Bila proyek selesai ia buang yang lemah
Bila mangkrak, bahagia semakin jauh
Pilih kontrak seumur hidup atau PHK?
Aku hanya mewakili buruh yang senasib
Bukan buruh negeri yang terjamin aman
Waktu istirahatku terpotong kebijakan
Tak ada jaminan tak ada kesejahteraan
Aku harus siap sedia menerima imbauan
Inilah akhir dari kritik bentuk kata
Sah! Mereka permudah perekrutan TKA
Yok asing aseng datang tertawa hahaha
Apabila esok kau tak melihat rupa sahaya
Berarti Yoga Prasetya tinggallah nama
Malang, 6 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H