Penulis: Yoga Nanda Pratama & M. Rayhan Rasendriya
Corona Virus Disease atau Covid-19 merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-Cov-2). Kasus kesehatan terkait penyakit ini pertama kali dikonfirmasi pada 2 Maret 2020 yang secara langsung diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.Â
Sejak hari itu, Covid-19 menjelma menjadi permasalahan nasional yang sangat serius dan memerlukan penanganan secara cepat dan tepat dari pemerintah Indonesia. Secara fundamental, Covid-19 menyerang seluruh aspek kehidupan bernegara di Indonesia, salah satunya adalah aspek keamanan.
Keamanan menjadi salah satu aspek yang menerima dampak cukup besar akibat kehadiran Covid-19 di Indonesia. Pasalnya tingkat keamanan di Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dikarenakan meningkatnya angka kejahatan atau kriminalitas selama masa pandemi Covid-19. Peningkatan angka kriminalitas ini memicu perasaan tidak aman yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Urgensi tersebutlah yang kemudian menjadi perhatian utama dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk segera menangani permasalahan kriminalitas ini dengan cepat dan maksimal.
Ada banyak bentuk kriminalitas yang meningkat selama pandemi Covid-19 di Indonesia baik yang dapat secara langsung diamati di lingkungan masyarakat dan ada juga yang diamati melalui data-data seperti laporan dan pengaduan yang masuk ke Kepolisian. Namun, kebanyakan dari masyarakat enggan untuk mencari tahu dan menganalisa melalui data resmi yang dikeluarkan instansi dibanding dengan melihat secara langsung dan melalui sosial media. Karena sikap kemasyarakatan seperti itu, maka kebanyakan jenis kejahatan yang mendapat perhatian lebih dari publik adalah kejahatan jalanan (street crime).
Street Crime atau yang lebih dikenal dengan kejahatan jalanan merupakan kejahatan yang pada umumnya ditemukan di negara-negara berkembang yang dianggap paling dekat dengan masyarakat karena terjadi pada fasilitas-fasilitas umum seperti jalan raya. Kejahatan jalanan ini pada umumnya berbentuk kejahatan secara fisik seperti penjambretan, pencurian, curanmor, perampokan, begal, dll.Â
Kejahatan jalanan selama pandemi ini meningkat dari biasanya baik dari segi kualitas maupun kuantitas atau jumlahnya. Sebanyak 3.244 gangguan keamanan terjadi pada minggu ke-18 pada masa pandemi, selanjutnya gangguan keamanan juga meningkat menjadi 3.473 kasus pada minggu ke-19 (Situmeang, 2021).
Terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kejahatan jalanan di Indonesia, salah satunya adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi menjadi alasan utama meningkatnya angka kejahatan jalanan di masa pandemi Covid-19 dikarenakan aspek ekonomi menjadi aspek yang terdampak secara langsung akibat kehadiran covid-19 di Indonesia.
Dengan adanya kondisi covid-19 di Indonesia, mengharuskan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kegiatan masyarakat yang berdampak langsung kepada perekonomian masyarakat. Seperti salah satunya adalah ketika diterapkannya PPKM oleh pemerintah, banyak pelaku usaha di Indonesia yang harus menghentikan operasional usahanya dikarenakan permasalahan biaya.Â
Banyak pelaku usaha yang harus memberhentikan karyawannya karena tidak mampu membayar gaji dan upah karyawan tersebut. Alhasil, dengan pergeseran nilai-nilai ekonomi tersebut berdampak secara langsung kepada masyarakat dengan perekonomian rendah. Banyak masyarakat yang kemudian memilih untuk melakukan tindakan kriminal seperti kejahatan jalanan untuk memenuhi tuntutan hidupnya.