Luar biasa, ternyata PLN memiliki Utang begitu besar sampai Rp 471 Triliun. Saya kaget baca berita ini : PLN Punya Utang RP 471 Triliun!! . Jumlah tersebut memang begitu besar, lebih dari seperempat APBN RI yang jumlahnya tak sampai Rp 2000 triliun.
Kenapa utang perusahaan listrik negara itu begitu besar? Untuk apa? Kok masih byar pet dimana-mana dengan utang begitu besar? Apa PLN bisa mengembalikan utang yang begitu besar itu dengan pendapatan saja tanpa menjual aset? Bukankah selama ini mereka mengaku merugi terus-terusan??
Pertanyaan berikutnya, apa seorang Sofyan Basir Direktur Utama PT PLN (Persero) yang baru terpilih untuk masa jabatan 2014-2019 bisa mengatasinya?? Sofyan baru-baru ini dipilih Rini Soemarno untuk menakhodai perusahaan setrum negara itu.
Dan, tampaknya mantan Direktur Utama BRI itu cukup Pede bisa mengatasinya. Usai dilantik, kepada wartawan, Ia malah mengaku lebih tertantang untuk meningkatkan pendapatan ketimbang menurunkan rasio utang. Berutang menurutnya tidak dosa asalkan hasilnya lebih baik alias menguntungkan.
Padahal, selain utang yang menggunung, PLN juga memiliki banyak PR lho. Dari mulai berbagai kasus korupsi, seperti korupsi Nur Pamudji, inefisiensi perusahaan, listrik yang masing sering byar pet dimana-mana dan tingkat elektrifikasi yang belum bisa menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
Kemudian, Sofyan juga menghadapi penolakan dari elemen pendukung Jokowi-JK pada pilpres lalu. M. Yamin, Ketua Umum Sekretariat Nasional Jokowi meragukan integritas Sofyan Basyir. Menurutnya, selain terlibat kasus korupsi alat pengering gabah, Sofyan Basyir juga terkait dengan bisnis satelit yang langsung ia pimpin sebagai Direktur Utama BRI.
Seknas Jokowi juga menilai bahwa Sofyan adalah orang dekat Susilo Bambang Yudhoyono. Ia bahkan menyebut Sofyan sebagai Kasir Cikeas, merujuk kepada kediaman pribadi SBY itu. Sumbernya juga media yang selama ini menjadi pendukung Jokowi, nich linknya : Sofyan Kasir Cikeas
Dengan terpilihnya Sofyan, Yamin menyatakan mengatakan kedaulatan energi sebagai salah satu program utama dalam Nawa Cita Jokowi-JK akan sulit dicapai.
Mari kita tunggu saja kinerja pilihan Rini yang tentunya atas restu Jokowi itu. Semoga @Fadjroel tak berhenti mengkritisi PLN. Apalagi, Ia kayaknya sempat berharap menjadi bos perusahaan listrik negara itu.. hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H