Mohon tunggu...
Yoga Jalu Pangarso
Yoga Jalu Pangarso Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa / Pelajar

Bermusik, membuat lagu, membuat suatu karya orisinil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melodi Merdeka Belajar: Eksplorasi Keunikan Pembelajaran Musik dalam Konteks Pendidikan di Indonesia

19 Desember 2023   12:57 Diperbarui: 19 Desember 2023   13:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah kunci utama menuju kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, konsep "Merdeka Belajar" menjadi landasan penting dalam transformasi sistem pendidikan. Dalam konteks ini, pembelajaran musik memegang peran khusus yang unik dan memiliki dampak positif terhadap perkembangan intelektual dan emosional siswa. Pembelajaran musik tidak hanya sebatas memahami notasi dan teknik bermusik, tetapi juga menciptakan ruang ekspresi kreatif yang mendalam. Dalam konteks Merdeka Belajar, keunikan pembelajaran musik di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek yang mencirikan pendekatan yang inklusif dan berfokus pada pengembangan potensi kreatif siswa.

Pertama, pembelajaran musik di Indonesia merangkul keanekaragaman budaya. Melalui keberagaman instrumen musik tradisional dan modern, siswa diperkenalkan pada warisan budaya Indonesia yang kaya. Ini tidak hanya meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan seni dan musik tradisional, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berinovasi dan menciptakan harmoni unik yang mencerminkan keanekaragaman bangsa. Dengan merangkul keanekaragaman budaya melalui pembelajaran musik, Indonesia tidak hanya menghasilkan musisi yang terampil, tetapi juga warga negara yang memiliki kesadaran akan kekayaan budaya bangsa dan kemampuan untuk menghargai serta melestarikannya. Hal ini memperkuat identitas nasional dan memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan karakter dan semangat kebangsaan.

Kedua, pendekatan kolaboratif menjadi ciri khas pembelajaran musik di era Merdeka Belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru mereka, tetapi juga dari teman sekelas. Kegiatan seperti grup musik, paduan suara, dan pertunjukan bersama mendorong kolaborasi dan komunikasi antar siswa. Ini menciptakan suasana belajar yang inklusif di mana setiap suara dihargai dan diberdayakan. Pendekatan kolaboratif dalam pembelajaran musik bukan hanya menghasilkan musisi yang terampil, tetapi juga individu yang terbuka terhadap keragaman, siap bekerja sama, dan memiliki keterampilan sosial yang kuat. Dengan memanfaatkan daya kolaborasi ini, pembelajaran musik di era Merdeka Belajar menjadi lebih dinamis dan relevan untuk menghadapi tuntutan dunia yang terus berkembang.

Ketiga, pemanfaatan teknologi menjadi bagian integral dalam pembelajaran musik di era Merdeka Belajar. Berbagai aplikasi, platform daring, dan perangkat lunak musik membuka pintu bagi siswa untuk lebih eksploratif dan kreatif dalam mengasah keterampilan musik mereka. Teknologi tidak hanya menjadi alat, tetapi juga sarana untuk menginspirasi dan menghubungkan siswa dengan berbagai sumber daya musik secara global. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran musik tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga membuka pintu untuk eksplorasi dan kreativitas yang lebih besar. Dengan teknologi sebagai mitra pembelajaran, pembelajaran musik di Indonesia semakin adaptif, inklusif, dan memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi siswa.

Keunikan lain dari pembelajaran musik di Indonesia adalah integrasi dengan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), khususnya dalam Implementasi IISMA (Indonesia International Standard Music Academy). Ini menciptakan jalan bagi siswa yang berbakat di bidang musik untuk lebih berkembang dan mengeksplorasi peluang di tingkat internasional. Salah sati contoh nya yaitu dari ketertarikan Tokyo college of music (TCM) terhadap pembelajaran Merdeka belajar yang dilaksanakan oleh kemndikbudristek.

Tokyo College of Music (TCM) mengagumi kebijakan Kemndikbudristek untuk belajar bebas. Universitas tersebut berharap dapat bermitra dengan Kemdikbudristek dalam program International Student Mobility Awards (IISMA) di Indonesia. TCM, perguruan tinggi musik tertua di Jepang, didirikan pada 1907. Tokyo Conservatory of Music berada di Kanda, Tokyo. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo (KBRI Tokyo) Yusli Wardiatno melakukan kunjungan kerja ke TCM untuk mengetahui tentang ketertarikan TCM menjadi mitra Kemdikbudristek dalam IISMA. Tujuan dari kunjungan kerja Atdikbud adalah untuk mempelajari potensi kerja sama dalam bidang pendidikan musik antara Indonesia dan Jepang serta mengenalkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Selama kunjungannya ke Atdikbud, Wakil Rektor TCM Prof Atsuko Okada, Managing Director of International Affairs Yukiko Ishii, Departemen Koneksi Komunitas Kiyomi Muro, dan Prof Yutaka Hokura, seorang profesor khusus yang telah berkontribusi aktif pada pengembangan program internasional kampus, menyambutnya dengan hangat. Atdikbud KBRI Tokyo memberikan penjelasan tentang kebijakan MBKM yang diterapkan di Indonesia, yang merupakan salah satu poin penting dalam pertemuan tersebut. TCM sangat menyukai kebijakan ini karena memberi mahasiswa kesempatan untuk memiliki kendali lebih besar atas pendidikan mereka dan memberi mereka kebebasan untuk memilih jalur pendidikan mereka sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. TCM terkesan dengan inisiatif tersebut dan ingin menjadi mitra Kemdikbudristek dalam Program IISMA. Tujuan program ini adalah untuk memberi mahasiswa Indonesia kesempatan untuk belajar di universitas di luar negeri, termasuk Jepang.

"Kebijakan MBKM merupakan sebuah terobosan yang mesti disosialisasikan pada berbagai institusi pendidikan di Jepang yang berpotensi menjadi mitra dalam kerja sama akademik dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia. Sosialisasi ini penting agar pemahaman tentang kebijakan ini meningkat sehingga diharapkan berbagai aktivitas akademiki seperti pertukaran mahasiswa dan staf pengajar, kerja sama riset, penyelenggaraan seminar bersama dan lainnya yang mendukung MBKM dapat meningkat," kata Atdikbud KBRI Tokyo Yusli Wardiatno. TCM, ujar Yusli, juga berminat membuka kampus atau program pendidikan musik di Indonesia. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia yang berminat dalam bidang musik untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dari salah satu perguruan tinggi terbaik di Jepang.

Untuk melaksanakan rencana ini, TCM meminta bantuan KBRI Tokyo untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. "Kami ingin lebih menguatkan hubungan kerja sama pendidikan dengan pihak Indonesia." Informasi tentang peluang untuk membuka kampus di Indonesia sangat menarik, dan akan kami pertimbangkan dengan teliti. Wakil Rektor TCM Prof Atsuko Okada menyatakan, "Kami juga sangat tertarik menjadi mitra Kemdikbudristek dalam program IISMA. Kami sangat berharap KBRI Tokyo dan Kemdikbudristek membantu mewujudkannya." Atdikbud KBRI Tokyo memiliki kesempatan untuk melihat fasilitas akademik yang sangat lengkap di kampus TCM selama kunjungannya. Fasilitas modern dan lengkap ini mencerminkan komitmen TCM untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang baik bagi siswa dan guru.

Selain itu, Atdikbud melihat perkuliahan pembelajaran vokal dan alat musik tradisional Jepang. Ini menunjukkan kualitas program pendidikan musik TCM. Diharapkan bahwa kunjungan kerja ini akan membangun kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Jepang dalam bidang pendidikan musik. Para mahasiswa Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat musik mereka dan mengembangkan potensi mereka di lingkungan akademik yang berstandar internasional melalui Program IISMA dan kesempatan kerjasama lainnya. Meskipun demikian, TCM dapat memperluas jangkauan dan dampaknya dengan memberi orang Indonesia kesempatan untuk belajar. KBRI Tokyo dan TCM berharap bahwa kerja sama pendidikan dalam bidang musik ini akan memberikan kontribusi positif untuk pengembangan dunia pendidikan musik kedua negara.

Sebagai penutup, pembelajaran musik dalam konteks Merdeka Belajar di Indonesia menawarkan lebih dari sekadar keterampilan teknis musik. Ini adalah perjalanan mendalam menuju eksplorasi kreatif, penghargaan terhadap keanekaragaman budaya, dan pembentukan karakter siswa. Melodi Merdeka Belajar yang berkumandang dalam ruang kelas musik menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan holistik siswa dan kontribusi mereka terhadap masyarakat yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun