Mohon tunggu...
Yoga Catur Saramba
Yoga Catur Saramba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka Traveling di suatu tempat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Masa Depan yang Setara: Pembelajaran Berbasis Gender Sosial Inklusi di Sekolah Dasar

2 Maret 2024   11:42 Diperbarui: 2 Maret 2024   11:47 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_dasar_%28Indonesia%29

Dalam perjalanan menuju kesetaraan gender, pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran dan tindakan generasi mendatang. Sebagai landasan pembentukan kepribadian dan pengetahuan, sekolah dasar mempunyai potensi besar untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender. Pendekatan yang semakin dikenal adalah pembelajaran  gender  yang inklusif secara sosial. Hal ini tidak hanya mengajarkan tentang perbedaan gender tetapi juga mendorong penghormatan terhadap keberagaman dan kesetaraan.

Memahami Gender Sosial

Pertama, kita perlu memahami apa arti gender sosial. Gender  adalah konstruksi sosial yang mengacu pada peran, perilaku, dan atribut yang ditetapkan masyarakat  sebagai "laki-laki" atau "perempuan". Hal ini berbeda dengan jenis kelamin biologis seseorang. Gender adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan bagaimana masyarakat merespons identitas tersebut.

Pembelajaran Inklusif Berbasis Gender

Pendidikan  gender yang inklusif secara sosial  bertujuan untuk mengatasi stereotip dan ketidaksetaraan gender melalui pendekatan yang mencakup semua siswa, tanpa memandang gender atau identitas gender mereka. Sekolah dasar dapat menggunakan metode ini dalam beberapa cara:

  • Kurikulum yang Adil: Mengembangkan kurikulum yang mempertimbangkan beragam perspektif gender  dan menyajikan peran gender dalam berbagai konteks sosial, sejarah, dan budaya. Misalnya, memperkenalkan tokoh perempuan berpengaruh dalam sejarah  atau memadukan cerita tentang keluarga yang tidak konvensional.
  • Pembelajaran Aktif: Libatkan peserta didik dalam diskusi, permainan peran, dan proyek kolaboratif yang menantang stereotip gender dan meningkatkan empati dan apresiasi terhadap beragam perspektif.
  • Fasilitas Pembelajaran  Ramah Gender: Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi seluruh siswa, termasuk menggunakan bahasa yang netral gender, memilih bahan bacaan yang representatif, dan memberikan akses yang adil terhadap kesempatan belajar.
  • Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan bagi guru untuk mengenali stereotip gender, mendorong diskusi  inklusif, dan menciptakan ruang bagi semua siswa untuk berpartisipasi tanpa takut diejek atau diabaikan.

Manfaat Pembelajaran Berbasis Gender Sosial Inklusi

Pembelajaran  gender yang inklusif secara sosial  di sekolah dasar tidak hanya penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara, namun juga memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan:

  • Meningkatkan Kesadaran Gender: Peserta didik menjadi lebih sadar akan stereotip gender dan lebih terbuka terhadap keberagaman dalam identitas dan ekspresi gender.
  • Mempromosikan Pengembangan Empati: Dengan lebih memahami pengalaman berbagai gender, siswa menjadi lebih berempati dan  lebih responsif terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain.
  • Peningkatan kinerja akademik: Lingkungan pembelajaran inklusif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja akademik secara keseluruhan.
  • Membentuk Masyarakat yang Lebih Adil: Dengan menciptakan fondasi yang kuat untuk kesetaraan gender sejak usia dini, kita membentuk generasi yang lebih mampu dan termotivasi untuk memerangi diskriminasi gender di semua tingkatan masyarakat.

Jadi kesimpulannya Pembelajaran  gender yang inklusif secara sosial  di sekolah dasar tidak hanya mengajarkan anak bagaimana berpikir, namun juga bagaimana  berpikir tentang diri  sendiri dan orang lain. Mengambil pendekatan holistik ini  membuka pintu menuju masa depan yang lebih setara dan inklusif bagi semua anak, tanpa memandang gender atau identitas gender mereka. Kami berharap pendidikan  terus menjadi kekuatan pendorong dalam mempromosikan kesetaraan gender di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun