Buku ini ditulis oleh Prof. Agus Purwanto, seorang yang sekarang menjadi dosen fisika di Institut Teknologi Sepuluh November. Beliau menggeluti fisika di bidang teoritis. Saya diperkenalkan pada buku ini oleh teman saya yang bukan dari bidang sains. Meskipun ia sedang menggeluti bidang sosial, ia suka membaca, dan ketika ia menemukan buku ini ia langsung memberitahu saya mengenai buku ini.
Saya tertarik untuk membaca buku ini karena bahasan dalam buku ini cocok dengan apa yang saya cari. Saya ingin mencari tahu bagaimana sains dipandang dalam Islam. Akhirnya, buku ini mungkin bisa menjawab beberapa pertanyaan saya. Buku ini membahas ayat-ayat di dalam Al-Quran yang membahas alam semesta. Ayat-ayat seperti itu disebut sebagai ayat kauniyah (berbeda dengan ayat kauliyah yang membahas alam ghaib).
Saya menangkap keresahan dan semangat yang dirasakan oleh penulis. Beliau resah lantaran mengapa tidak banyak ilmuwan Islam pada masa sekarang. Sains bisa selamat salah satunya adalah jasa para ilmuwan Islam di masa kekhalifahan Abbasiyah. Ketika peradaban barat runtuh, sains bisa berkembang pesat di kalangan bangsa muslim.
Di mana semangat sains para umat muslim saat ini? Beliau juga menyampaikan bahwa ada 170 lebih ayat yang membahas alam semesta dan hanya 70 ayat yang membahas fiqih. Namun, yang terjadi lahir ribuan kitab fiqih dan tidak banyak kitab yang membahas alam semesta. Beliau menjadi semangat menulis buku ini berangkat dari keresahan tersebut.Â
Selain itu, gaung kebangkitan umat Islam di abad 15 juga menjadi sumber semangatnya. Kita sekarang sudah memasuki abad 15 Hijriah, ini saatnya mengembalikan kejayaan Islam dengan sains yang hebat seperti dulu kala.
Saya belum selesai membaca buku ini, tetapi saya mungkin bisa melihat ke mana arah pembahasan buku ini dari membaca daftar isi. Nampaknya buku ini akan membahas ayat-ayat Al-quran yang menyinggung fisika mulai dari hal yang terkecil dari dunia kuantum hingga hal yang terbesar yaitu astronomi. Saya berharap setelah membaca habis buku ini bisa merenungi fisika ketika membaca Al-quran beserta terjemahannya. Di samping itu, semoga semangat penulis untuk belajar fisika bisa terinstal dalam diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H