BAB
PENDAHULUAN
Â
- Latar Belakang
Padang, sebuah kota yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera, Indonesia, adalah sebuah permata tersembunyi yang menawarkan kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Dikenal sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat, Padang menyimpan beragam pesona yang menjadikannya tempat yang istimewa. Ketika kita menyusuri kota ini, kita akan disambut oleh hamparan pantai yang menakjubkan dengan pasir putih dan ombak yang memukau. Pantai Padang, dengan pemandangan matahari terbenam yang mempesona, menjadi salah satu destinasi favorit baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan.
Selain keindahan alamnya, Padang juga memiliki warisan budaya yang kaya. Kulinernya, yang terkenal dengan masakan Padang, telah merambah ke seluruh pelosok Indonesia bahkan hingga mancanegara. Rendang, salah satu ikon kuliner Padang, bahkan dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Kota ini juga menjadi pusat dari budaya Minangkabau, yang terkenal dengan rumah adatnya yang unik berbentuk atap melengkung seperti tanduk kerbau. Tradisi dan adat istiadat yang masih dijaga dengan baik menambah daya tarik Padang sebagai destinasi wisata budaya. Tak hanya itu, Padang juga memiliki sejarah panjang yang tercermin dari bangunan-bangunan bersejarah dan situs-situs peninggalan masa kolonial. Dengan segala keistimewaannya, Padang bukan hanya sekadar kota, melainkan sebuah pengalaman yang menyentuh hati dan jiwa bagi siapa saja yang mengunjunginya.
Dengan semakin rumitnya penggunaan lahan di kota, metode konvensional saat ini menjadi kurang memadai untuk memantau distribusi dan kepadatan penduduk. Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memantau perubahan penggunaan lahan, salah satunya melalui teknologi penginderaan jauh.
Citra satelit beresolusi spasial tinggi, sebagai salah satu bentuk data penginderaan jauh, dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi tentang permukaan bumi. Salah satu contoh citra satelit dengan resolusi spasial tinggi adalah citra QuickBird. Dalam laporan praktikum unsur-unsur interpretasi terdapat tiga jenis citra yang ditemukan pada Kabupaten Jember, jenis citra tersebut yaitu :
- Citra Landsat 5
- Citra Landsat adalah hasil perekaman dari satelit Landsat yang dikelola bersama oleh NASA dan USGS di Amerika Serikat. Citra ini dihasilkan dari berbagai spektrum dengan panjang gelombang yang berbeda, termasuk saluran 4 dengan panjang gelombang 0,5-0,6 mikrometer. Pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite-1), Landsat adalah satelit sumber daya bumi yang dilengkapi dengan sensor multispektral yang dapat mengamati objek-objek di permukaan bumi dan mencakup wilayah yang sama setiap 16 hari dari ketinggian orbit 705 km. Sensor TM (Thematic Mapper) pada satelit ini memiliki resolusi spasial 30x30 meter untuk band 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Citra Landsat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pemetaan penutupan lahan, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.
- Citra Landsat 5, produk dari satelit Landsat 5 yang juga dikelola oleh NASA dan USGS, memiliki sensor multispektral dengan resolusi spasial 30x30 meter dan 7 band spektral. Citra ini tersedia di Pustekdata dalam format L1G dan L1T. Diluncurkan pada 1 Maret 1984, satelit ini terdiri dari Landsat 5 Thematic Mapper (TM) dan Multispectral Scanner (MSS). Sensor TM berhenti beroperasi sejak November 2011, sementara sensor MSS beroperasi hingga Januari 2013. Landsat 5 memiliki orbit melingkar, sinkron-matahari, dan near-polar pada ketinggian 705 km dengan sistem path/row Worldwide Reference System-2 (WRS-2). Data satelit Landsat 5 yang tersedia di Pustekdata adalah data Landsat 5 TM. Citra Landsat 5 digunakan untuk berbagai keperluan seperti pemetaan penutupan lahan, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.
- Citra Landsat 9
- Citra Landsat 9 adalah hasil dari satelit Landsat 9, generasi terbaru dalam program Landsat, yang diluncurkan pada 27 September 2021. Citra ini memiliki resolusi spasial, spektral, dan temporal yang sama dengan Landsat 8. Satelit ini dilengkapi dengan sensor Operational Land Imager 2 (OLI-2) dan Thermal Infrared Sensor 2 (TIRS-2), yang mengumpulkan data citra multispektral dengan resolusi sedang, baik reflektif maupun emisif. Sensor-sensor ini memberikan cakupan musiman dari daratan global untuk setidaknya lima tahun ke depan.
- Citra Landsat 9 bisa digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pemetaan tutupan lahan, pemantauan kualitas air, aliran gletser, kesehatan ekosistem, dan banyak lagi. Cara kerja Landsat 9 adalah dengan mengumpulkan data citra multispektral dengan resolusi sedang, baik reflektif maupun emisif, yang menyediakan cakupan musiman dari daratan global selama setidaknya lima tahun. Data ini memastikan konsistensi dengan data dari misi Landsat sebelumnya, dalam hal geometri akuisisi, tingkat akuisisi, kalibrasi, karakteristik cakupan, karakteristik spektral dan spasial, kualitas produk akhir, dan ketersediaan data. Dengan demikian, data ini memungkinkan studi tentang tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan selama beberapa dekade.
- Citra Sentinel 2
- Citra Sentinel 2 adalah citra satelit resolusi menengah yang bisa diakses secara gratis. Satelit ini memiliki resolusi spasial 10 meter pada saluran tampak. Citra Sentinel 2 dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pemetaan perubahan lahan, peta tutupan lahan, deteksi perubahan lahan, dan analisis variabel geofisika. Citra ini memiliki 13 band spektral dengan resolusi spasial 10 meter, 20 meter, dan 60 meter. Data Sentinel 2 adalah data Level-1C (Reflektan ToA) yang sudah diproyeksikan ortho UTM/WGS84 dan menggunakan Model Elevasi Digital (DEM) dalam koordinat kartografi. Citra Sentinel 2 sangat berguna untuk berbagai kajian monitoring tutupan lahan, termasuk vegetasi, tanah dan air, jaringan air, dan area pantai.
- Rumusan Masalah
- Apa itu citra Landsat 5?
- Apa itu citra Landsat 9?
- Ap aitu citra Sentinel 2?
BAB
HASIL DAN PEMBAHASAN
Â
- Citra Landsat 5
- Â
- Analisis kelebihan dan kekurangan Citra Landsat 5 antara lain:
- Kelebihan
- Ketersediaan data jangka Panjang : Landsat 5 beroperasi dari 1984 -- 2013, memberikan hampir 3 dekade data yang konsisten.
- Resolusi Spasial yang Memadai: Resolusi spasial 30x30 meter pada band multispektral cukup detail untuk banyak aplikasi pemetaan, seperti pemantauan tutupan lahan, geologi, dan ekosistem.
- Cakupan Global: Landsat 5 memberikan cakupan global, memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis yang konsisten di berbagai wilayah di dunia.
Kekurangan
- Resolusi Spasial yang Terbatas: Meskipun resolusi 30x30 meter memadai untuk banyak aplikasi, ada keterbatasan dalam mendeteksi detail yang lebih kecil dibandingkan dengan citra satelit resolusi tinggi yang lebih baru.
- Masalah Kalibrasi: Sensor yang lebih tua dapat mengalami masalah kalibrasi seiring berjalannya waktu, yang dapat mempengaruhi konsistensi dan akurasi data.
- Teknologi yang Kuno: Teknologi sensor dari tahun 1980-an mungkin tidak sebanding dengan kemampuan sensor yang lebih modern, yang menawarkan resolusi spektral dan radiometrik yang lebih baik.