Mohon tunggu...
Yoga Cahya Pangesta
Yoga Cahya Pangesta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai gaisss!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Prabowo Subianto: Antara Pantang Menyerah Atau Ambisius?

10 Maret 2024   20:32 Diperbarui: 10 Maret 2024   21:25 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak mengenal Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto, hampir seluruh rakyat Indonesia pasti sudah tidak asing dengan namanya. Bagaimana tidak, pria yang akrab dipanggil Prabowo ini sudah menghiasi pemilihan umum eksekutif calon Presiden dan calon Wakil Presiden negara Indonesia sebanyak 4 kali pemilu secara berturut-turut. Lalu sebenarnya langkah yang diambil prabowo ini merupakan sikap kesatria yang pantang menyerah atau justru ambisi semata?.

Jika ditinjau dari latar belakang beliau yang berasal dari militer bahkan pangkat terakhir pada saat pensiun adalah Mayor Jendral. Beliau merupakan lulusan akademi militer tahun 1974 dan kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti Kursus Perwira Infanteri Tingkat Lanjut di Fort Benning, pada tahun 1985 di Amerika Serikat untuk pelatihan komando. Sebagai seorang serdadu sudah pasti memiliki sikap pantang menyerah dalam dirinya. Karena dengan memiliki sikap pantang menyerah seorang prajurit akan selalu siap dalam menghadapi rintangan, kemauan dalam bekorban, memiliki sikap optimis yang besar sehingga ketika mengalami kegagalan prajurit akan mampu segera bangkit dari keterpurukannya. Dan sikap tersebut sudah pasti melekat dalam diri Jendral yang satu ini. Hal tersebut pernah disampaikan juga oleh Sekertaris Jendral Partai Gerindra, Ahmad Muzani "Sebagai pejuang sejati, beliau (Prabowo) tidak pernah lelah untuk memperjuangkan kebaikan, Itu sebabnya beliau kalah maju lagi, kalah maju lagi. Itulah seorang pejuang sejati," dikutip pada Senin 12 Desember 2022.

Sebut saja 2009, 2014, 2019 dan juga di tahun 2024 Prabowo Subianto tidak pernah absen dalam kontestasi pemilihan umum calon Presiden dan Wakil Presiden, yang membuat masyarakat memiliki pandangan yang negatif terhadap dirinya, masyarakat banyak yang bertanya sebenarnya apa yang ingin dilakukan Prabowo kelak ketika menjadi Presiden. Sehingga setiap 5 tahun sekali selama 20 tahun terakhir beliau mengikuti pemilu secara rutin, apakah benar memiliki harapan yang besar dan mulia dalam memimpin negara ini atau hanya sekedar ambisi pribadi yang menggebu dalam menguasai negara saja.

Namun perlu kita garis bawahi bahwa ambisi tidak selamanya memiliki konotasi yang negatif, karena jika kita pahami definisi dari ambisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambisi merupakan keinginan atau hasrat yang kuat untuk mencapai sesuatu dalam hidup. Ambisi yang positif akan mendorong seseorang untuk membuat hal-hal menjadi lebih baik dan menetapkan tujuan yang jelas, terarah, dan positif. Dengan memiliki ambisi yang positif maka seseorang akan berfokus dalam tujuannya dengan mengkesampingkan hasrat pribadi. Tanpa adanya ambisi, seseorang akan merasa kesulitan untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Salah satu contoh ambisi dari Prabowo Subianto adalah "Sebentar lagi kita akan menjadi negara ke-10, ke-8, bahkan bisa menjadi negara ke-5 terkuat di dunia, saudara-saudara sekalian." kata Prabowo ketika kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Pada hari Sabtu 10 Februari 2024. Yang menunjukkan harapan besar Prabowo ketika menjadi Presiden yaitu membuat Indonesia menjadi negara maju. Hal ini merupakan contoh dari ambisi positif yang pernah disampaikan beliau, namun beliau juga pernah menyatakan dalam acara Mata Najwa, ketika disinggung terkait LHKPN atau Lembaga Harta Kekayaan Pejabat Negara miliknya yang sebesar 2 Triliyun rupiah. Prabowo menyatakan "Banyak aset saya yang mandek, tidak dapat kredit. Karena saya tidak berkuasa 20 tahun," ucap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Rabu 20 September 2023. Hal tersebut tentunya membuat publik bertanya tanya apakah keinginannya dalam menjadi Presiden hanya karena ingin memperkaya dirinya sendiri.

Hal ini hanya perlu kita sikapi dengan dewasa dan menjadi bahan introspeksi diri bahwa sikap kesatria yang pantang menyerah dan juga ambisi yang kuat juga sama sama diperlukan untuk menjadi pemenang dalam segala hal dalam kehidupan tidak hanya dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden saja, sikap pantang menyerah diperlukan agar ketika kita kalah maka kita masih memiliki semangat juang untuk kembali berjuang untuk menggapai cita yang kita harapkan, sedangkan ambisi juga kita perlukan untuk mendorong kita untuk terus mencari ilmu baru, memperoleh wawasan dan memprioritaskan tujuan kita sehingga memperbesar peluang untuk mendapat keinginan kita.

Saat ini kontestasi pemilihan umum eksekutif sudah usai hanya menunggu real count dari KPU untuk menentukan siapa yang berhak untuk memimpin negara ini untuk 5 tahun kedepan, siapapun yang akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden kelak semoga itu takdir terbaik yang dituliskan tuhan untuk negeri kita Indonesia, siapapun pemenangnya patut kita beri ucapan selamat dan siapapun yang kalah nanti semoga tetap tegar dalam menerima kekalahan.

Sukoharjo, 10 Maret 2024

Yoga Cahya Pangesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun