Mohon tunggu...
yoga feri
yoga feri Mohon Tunggu... Jurnalis - masih dalam proses belajar

menjadi seseoerang yang lebih baik daripada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Money

Tanaman Kelapa Sawit yang Cukup Menjanjikan Masa Depan

21 September 2019   15:15 Diperbarui: 21 September 2019   15:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com/palmoiltv

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman yang menghasilkan minyak nabati alami. Minyak yang di hasilkan kelapa sawit lebih banyak daripada tanaman yang menghasilkan minyak lainnya seperti kacang kedelai, bunga matahari dan tanaman lainnya. Tanaman kelapa sawit tidaklah asing lagi di telinga  kita semua. Kelapa sawit sudah menyebar di berbagai daerah indonesia. Tanaman kelapa sawit tumbuh dan berkembang besar dan sudah banyak menghasilkan minyak nabati yang sudah di ekspor ke berbagai  negara di penjuru dunia. Tanaman kelapa sawit cukup menjanjikan untuk para petani kelas menengah karena tanaman kelapa sawit bisa tumbuh di tanah yang kurang subur dan juga perawatannya tidak begitu sulit. Namun hasil yang di dapatkan tidak jauh berbeda dari tanaman pertanian lainnya , bahkan bisa melebihi hasil dari tanaman pertanian lainnya.

Perkembangan lahan kelapa sawit di indonesia tumbuh sangat pesat sekali. Awal pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di indonesia hanya di pulau sumatra namun sekarang sudah menyebar hampir setiap daerah di indonsia. Perkembangan kelapa sawit  yang begitu pesat ini wajar saja  terjadi mengingat indonesia yang merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Indonesia sekarang sudah menduduki peringkat pertama dengan produksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Indonesia berhasil menyaip Malaysia dari peringat pertama.

Produksi minyak kelapa sawit indonesia pada tahun 2016 tercatat mencapai 36 juta ton atau 66 % dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Sebagian besar produksi  minyak kelapa sawit ndonesia di ekspor ke luar negeri.  Negara-negara tujuan ekspor indonesia yang paling penting yaitu Republlik Rakyat Tiongkok, India, Pakistan, Malaysia, dan Belanda.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah total luas arae perkebunan sawit di indonesia pada tahun 2016 mencapai sekitar 11,9 juta hektar, hampir 3 kali lipat dari luas area di tahun 2000 yang pda waktu itu mencapai sekitar 4 juta hektar lahan di indonesia yang di pergunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini di perkirakan akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.

Minyak kelapa sawit juga menyumbang devisa terbesar hasil tanamn pertanian yang di ekspor.  Melihat data ini kita bisa menyimpulkan bahwa perkembangan lahan kelapa sawit di indonesia tumbuh sangat begitu pesat sekali. Permintaan dunia akan minyak kelapa sawit cenderung menunjukkan meningkat dengan jumlah populasi yang terus bertumbuh dan karenanya meningkatkan konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak kelapa sawit seperti produk makanan dan kosmetik. Dan juga pemerintah di berbagai negara sedang mendukung pemakaian biofuel dari minyak kelapa sawit. Dengan munculnya penggunaan biofuel, tentunya makin meningkatkan daya jual minyak kelapa sawit. Serta dapat meningkatkan harga jual minyak kelapa sawit sehingga memenimalkan penurunan harga kelapa sawit secara drasti.

Selain menghasilkan minyak, kelapa sawit juga menghasilkan produk lain seperti bungkil yang di gunakan untuk makan ternak. Dimana bungkil ini merupakan ampas kernel yang telah di press (diperas) dari kernel atau biji kelapa sawit sisa dari minyak kernel yang biasa di sebut CPKO (Crude Palm Kernel Oil) atau minyak mentah kernel kelapa sawit. Di mana harga jual CPKO ini lebih tinggi daripada harga minyak kelapa sawit.

Dengan melihat banyaknya hasil olahan yang di hasilkan kelapa sawit ini, tentunya hasil atau keuntungan yang kita dapatkan dari tanaman kelapa sawit banyak juga. Seperti tanaman pertanian lainnya, tanaman kelapa sawit juga ada resiko yang harus di tanggung oleh petani. Di antaranya kegagalan panen, harga jual yang menurun dan terserang hama penyakit yang dapat mengurangi hasil produksi. Jika kita ingin dapat hasil yang maksimal, kita harus merawat menjaga lahan pertanian dengan baik supaya hasilkan yang kita dapatkan bisa maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun