Mohon tunggu...
Yohan Rianto Prasetyo
Yohan Rianto Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Guru PPKn

diri, jadilah jiwa samudera yang menampung segala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mentalitas Feodal dan Masa Depan Kebangsaan

20 Oktober 2024   17:04 Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahkan setelah merdeka, sisa-sisa feodalisme masih terasa di dalam budaya Indonesia. Banyak aspek-aspek dalam tata cara hidup dan birokrasi yang tetap mencerminkan hierarki sosial yang membuat individu merasa terbelenggu dan rendah diri di hadapan otoritas. Dalam konteks ini, Franz Magnis-Suseno mengamati bahwa dalam upaya mencari makna kebangsaan Indonesia, feodalisme menciptakan masyarakat yang tidak berani merespons ketidakadilan secara kritis, karena merasa diri mereka harus patuh kepada otoritas atau kelas yang lebih tinggi.

Feodalisme tidak hanya menanamkan perasaan rendah diri, tetapi juga mengekalkan ketidaksetaraan dalam hubungan sosial dan politik. Masyarakat yang terbiasa dengan feodalisme cenderung sulit mengembangkan inisiatif dan kreativitas, karena perasaan takut dan hormat yang berlebihan kepada yang berkuasa. Oleh karena itu, pengaruh feodalisme terus menjadi tantangan bagi pembentukan masyarakat yang lebih egaliter dan demokratis di Indonesia.

Belum lagi perilaku turunan dari feodalisme ini, seperti perilaku mengandalkan orang dalam untuk berbagai urusan yang bahkan untuk mendapatkan pekerjaan, satu lagi yang cukup pelik adalah perilaku suap-menyuap/gratifikasi yang merupakan permasalahan kronis di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Akar permasalahannya ya dari mentalitas feodal yang masih juga terpelihara hingga saat ini.

Perlu transformasi sosial yang mendalam untuk segera mengatasi masalah ini. Pancasila menekankan prinsip keadilan sosial dan persamaan hak, harus menjadi pijakan dalam membangun mentalitas masyarakat. Pendidikan yang adil dan merata, serta penegakan hukum yang tegas merupakan Langkah konkret yang dapat diambil untuk mengakhiri mentalitas feodal sekaligus perasaan rendah diri masyarakat Indonesia. Akhir kata, sebagai penutup tulisan ini, saya kutip quotes dari Pramoedya Ananta Toer "Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu. Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun