Hai......
Kalian semua pasti tahu kalau  tanggal 22 Desember adalah hari Ibu.
Tapi ...apakah kalian tahu ada Hari Bahasa Ibu Internasional? Ya tepat hari ini, kamis, 21 Februari 2019, dirayakan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO pada 17 November 1999. Bahasa ibu merupakan bahasa yang pertama digunakan oleh penutur bahasa. Namun, bahasa ibu tidak selalu merupakan bahasa daerah. Tapi, di Indonesia, bahasa ibu sering diidentikkan dengan bahasa daerah.
Apa sejarahnya tanggal 22 februari diperingati menjadi Hari Bahasa ibu Internasional...? Pasti itu menjadi pertanyaan kita kan. Hari Bahasa Ibu Internasional sendiri berasal dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh.
Ceritanya Panjang, pada 21 Februari 1952, mahasiswa dan masyarakat di Bengali Timur (sekarang Bangladesh) turun ke jalan untuk memprotes peminggiran bahasa Bengali oleh pemerintah pusat Pakistan yang hanya mengakui bahasa Urdu. Sejumlah mahasiswa tewas menjadi korban kekerasan aparat dalam gerakan bahasa tersebut.Â
Karena itulah, UNESCO memilih tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Lewat peringatan tersebut, UNESCO tahun ini mengulangi kembali komitmennya terhadap keragaman bahasa dan mengundang negara-negara anggotanya untuk merayakannya sebanyak mungkin. Hal tersebut juga sebagai pengingat bahwa keragaman bahasa dan multilingualisme sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada publikasi "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia 2011 menyatakan bahwa 79,5 persen penduduk Indonesia berkomunikasi sehari-hari di rumah tangga dengan menggunakan bahasa daerah. Oleh karena mayoritas warga negera ini menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibunya, Hari Bahasa Ibu di Indonesia diperingati untuk melestarikan bahasa daerah.
Menurut UNESCO, bahasa adalah pusat kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Bukan hanya urusan penelitian para ahli bahasa. Bahasa juga turut menentukan "pertarungan" sosial dalam menyempurnakan pembangunan ekonomi di era global yang mengutamakan ilmu pengetahuan dan wawasan lokal.
Terlebih lagi bahasa ibu sangat erat hubungannya dengan budaya. Dengan mempelajari dan mengetahui bahasa ibu, para generasi muda juga bisa menghargai budaya mereka.
Khususnya bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, pengenalan akan bahasa ibu bisa menjadi bahan pelajaran yang melengkapi pembelajaran bahasa asing.Â
Dengan cara ini akan muncul generasi-generasi bilingual yang mampu memaksimalkan potensi di masa depan. Bilingualisme menciptakan tenaga kerja terampil yang siap menghadapi tantangan ekonomi dan politik dunia dalam bahasa-bahasa tantangan tersebut.