Mohon tunggu...
Yodivalno Ikhlas
Yodivalno Ikhlas Mohon Tunggu... -

Saya penyair jalanan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Primodialisme Politik Minangkabau

27 April 2014   21:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selesai sudah Pileg untuk periode 2014-2019, telah Nampak calon wakil rakyat yang akan menduduki parlemen, mulai dari tingkat kabupaten sampai dengan pusat. Latar belakang masing-masing mereka sangat beragam, mulai tukang tambal ban sampai dengan mantan jenderal. Tugas mereka untuk menjalankan fungsi-fungsi legislasi akan segera mereka laksanakan.

Saat ini, kita akan mencoba untuk membedah pola pemilihan caleg di ranah minang. Selama masa proses pemilihan calon, hampir pasti kecendrungan masyarakat untuk memilih caleg adalah karena kedekatan hubungan kekeluargaan dan hubungan pertemanan. Alasan dominannya adalah karena caleg tersebut lebih mudah dikenali. Jarang sekali masyarakat itu memilih berdasarkan visi, misi dan track record caleg tersebut.

Kecenderungan pemilih cerdas belum dimiliki oleh masyarakat minang secara umumnya, masih memandang hubungan keluarga dalam menentukan masa depan legislasi ke depan. Sehingga caleg-caleg yang betul memahami tugas anggota dewan sebagai legislator tersingkir secara alami. Partai politik pun berperan dalam terciptanya budaya ini. Partai politik akan cenderung memilih caleg berdasarkan elektabilitasnya saja.

Kekentalan hubungan kekeluargaan, khususnya di daerah Minang kabau sangatlah pekat, jika ingin menang di ranah minang, tampaknya sulit untuk mengabaikan fakta tersebut. Partai harus bekerja lebih keras untuk memainkan caleg yang akan bertarung di dalam pertarungan pemilu di periode selanjutnya agar betul-betul melakukan pendekatan kekeluargaan, jika ingin menang. Tersebab mengubah paradigma yang cenderung mengurat mengakar di masyarakat sangatlah susah untuk diubah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun