Gelaran Pemilu(Pemilihan Umum) 14 februari 2024 belum sepenuhnya usai, masih banyak tahapan serta riuh polemik menghiasi hingga akhirnya kandidat terpilih sah menempati jabatannya masing-masing. Deretan tokoh dan pengamat politik masih menempatkan sebagian besar fokus mereka di sana, dengan tanpa mengabaikan Pilkada(Pemilihan Kepala Daerah) serentak 27 November 2024 sebagai agenda politik selanjutnya.
   Solo, Kota asal Presiden Joko Widodo sudah tidak asing lagi menjadi perbincangan dalam dunia Politik, selain karena Kota asal Presiden, saat ini Kota yang terkenal cocok jadi tempat bermuara di hari tua itu dipimpin oleh anak muda bernama Gibran Rakabuming Raka, Putra sulung Presiden. Selain karena pamor sang Walikota, perkembangan dan kemajuan di Solo membuat media-media Nasional menjadi cukup rajin menyoroti, terkhusus pada saat gelaran politik baik Pemilu maupun Pilkada.Â
Kota Solo menjadi menarik sebab di sana dikenal sebagai basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan(PDI-P) sementara semenjak manuver politik Presiden Joko Widodo yang merestui Gibran maju di pemilu sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, yang secara kubu politik jelas bersebrangan dengan PDI-P.Â
Gaya kepemimpinan Gibran yang nyaris sama dengan ayahnya mendapat respon positif dari masyarakat, dengan cepat menjadi sosok yang juga dicintai masyarakat, majunya Gibran sebagai cawapres dan menurut berbagai lembaga survei kredibel maupun quick count memungkinkan untuk terpilih, artinya jabatan walikota akan ditinggal olehnya.
Lalu, siapa yang akan menggantikan Gibran sebagai Wali Kota Solo?
    solo pendamping Gibran saat ini, beberapa anggota Dewan dari PDI-P seperti Yulianto Indratmoko,Slamet Widodo, dan Paulus Haryoto, nama Achmad Poernomo mantan walikota Solo juga santer terdengar, atau bahkan Kaesang Pangarep adik kandung Gibran turut disebut-sebut. Tapi, siapakah kandidat terkuat dari banyaknya nama yang ramai diperbincangkan?
     Beberapa nama mulai bermunculan disebut di kanal sosial media, diprediksi akan maju sebagai calon, mulai dari Teguh Prakosa wakil wali kota
   Sebelum sampai pada siapa kandidat terkuat, perlu dipahami jika model kepemimpinan di Kota Solo semenjak kehadiran Gibran benar-benar berubah, ke-tokohannya yang kuat, gaya komunikasinya yang santai tapi serius sehingga mudah diterima semua kalangan, serta salah satu cara yang dipakai untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dengan memproduksi berbagai event yang lekat dengan apa yang generasi muda suka ternyata terbukti ampuh meruntuhkan pandangan sebagian besar masyarakat pada citra pejabat yanng terlalu serius dan kaku.
   Model kepemimpinan seperti Gibran lah yang saat ini sedang sangat di cari, dan dari beberapa nama kandidat yang sudah disebutkan sebelumnya, hanya Kaesang yang dekat dengan ciri-ciri kepempinan itu, namun semenjak Kaesang menjadi ketua Partai Solidaritas Indonesia(PSI) rasa-rasanya kemungkinan keikutsertaan berebut kursi di Pilwalkot(pemilihan Wali Kota) sangatlah kecil.Â
Ada satu tokoh yang cukup populer di kalangan masyarakat Solo, yang akrab dipanggil dengan Gusti Bhre, Pria kelahiran tahun 1997 tamatan fakultas hukum UI yang saat ini berstatus sebagi Raja Muda Mangkunegaran. Sosoknya mempunyai karakter hampir sama dengan Gibran, santai tapi serius.Â
Nama Gusti Bhre semakin dikenal karena dalam beberapa kurun waktu ini sering sekali mendampingi kunjungan kerja Gibran, banyak masyarakat yang menangkap kedekatan mereka berdua sebagai kode pada kontestasi akhir 2024. Namun, karena Gusti Bhre sampai saat ini tidak menampakan dirinya sebagai salah satu anggota atau kader partai politik mungkin karena statusnya di Mangkunegaran menjadi pertanyaan "kendaraan" apa yang akan dipakainya jika benar maju menjadi calon wali kota.
Kesimpulannya, dari berbagai nama yang mencuat Gusti Bhre adalah kandidat terkuat Pilwalkot Solo, karena kemiripan model kepemimpinannya dengan Gibran, untuk nama calon wakil wali kota masih belum muncul yang akan mendampingi Gusti Bhre masih belum juga muncul, Sekar Tanjung mungkin?