Mohon tunggu...
Haryo Bagus W.R
Haryo Bagus W.R Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia Berbudaya dan Perkembangannya

10 November 2024   21:51 Diperbarui: 10 November 2024   22:07 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia Berbudaya dan Perkembangannya (diolah pribadi)

Negara Indonesia memiliki kekayaan dari sabang sampai merauke, kekayaan yang dimiliki negara ini tidak hanya sumber daya alamnya saja, akan tetapi kekayaan tersebut juga dapat dilihat dengan keragaman budaya, suku, dan ras yang beraneka ragam. Salah satu ikatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan yaitu Manusia dan Kebudayaan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, manusia menciptakan kebudayaannya sendiri dan melestarikannya secara turun-temurun. Terciptanya budaya merupakan hasil dari adanya kejadian dan kegiatan sehari-hari yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Manusia berinteraksi terhadap satu sama lain, dan melakukan suatu kebiasaan yang pada akhirnya menjadi suatu budaya yang biasa mereka lakukan. Kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, dan kebudayaan akan tetap hidup apabila didukung oleh manusia.

Setiap manusia didunia memiliki kebudayaan, walaupun memiliki bentuk dan corak yang berbeda dari setiap bangsa. Kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa dan ras secara jelas ditampilkan melalui kebudayaan. Manusia tidak hanya berfungsi sebagai individu, melainkan menjadi bagian dari komunitas yang besar. Kebudayaan menjadi suatu wadah dalam kehidupan, sehingga tidak dapat dipisahkan antara keduanya yaitu manusia dengan budaya.

Manusia dan Kebudayaan

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan dalam berpikir, berkomunikasi, dan beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan maupun untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia memiliki alat untuk mengikat antara manusia dengan manusia lainnya dalam bentuk pemberian suatu norma, nilai, dan tradisi yang berlaku pada suatu wilayah untuk membantu interaksi yang disebut dengan budaya.

Budaya merupakan bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Kata budaya berasal dari bahasa sansakerta yaitu budhayah, yang berbentuk jamak dari kata buddhi atau budi yang berarti akal. Terapat pengertian dari budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli seperti Koentjaraningrat yang mengartikan budaya merupakan keseluruhan siswam, gagasan milik diri manusia dengan belajar. Kemudian Selo Soemarjan mengartikan kebudayaan merupakan hasil dari karya, rasa, dan cipta dari masyarakat.

Hakikat Manusia Sebagai Makluk Budaya

Manusia tidak hanya sekedar berinteraksi dengan lingkungannya, akan tetapi manusia juga menciptakan dan mengembangkan kebudayaan yang beragam. Beberapa hakikat manusia sebagai makhluk budaya antara lain sebagai berikut; (1) Manusia Memahami Keragaman, sebagai makhluk budaya manusia mampu memahami keragaman dan menemukan hal baru dan berbeda dari manusia lainnya. Pada hakikatnya kebudayaan manusia mencerminkan kemampuan untuk menyadari dan menghargai keragaman dari berbagai pemikiran, perasaan, dan kehendak; (2) Manusia mewujudkan keindahan, manusia sebgai makhluk budaya mampu memberikan nilai tentang sebuah keindahan. Keindahan yang diciptakan merupakan interaksi antara perasaan manusia dengan pikirannya, sehingga  kebudayaan menjadi nilai yang dikagumi karena manusia mampu memahami dan merasakan kekurangan dari budayanya; (3) Manusia menghasilkan kreativitas, hakikat manusia sebagai makhluk budaya ditunjukkan dengan kemampuan manusia dalam mengelola unsur dalam dirinya bagi sesama. Kehidupan manusia menjadi tidak stagnan karena budaya mendorong untuk memperbarui nilai yang lama dan menambahkan dengan hal baru; (4) Manusia berinteraksi dengan sesama, hakikat manusia sebagai makhluk budaya mendorong manusia untuk melakukan interaksi baik terhadap dirinya maupun sesama. Interaksi tersebut banyak menimbulkan terjadinya pertukaran ide seperti mengkomunikasikan nilai budaya keragaman bentuk seperti religi, sistem kehidupan sosial, dan pengetahuan; (5) Manusia mampu memberikan penilaian, sebagai manusia memiliki kecenderungan memberikan penilaian terhadap realitas kehidupan. Sebagai manusia mampu memberikan penilaian terhadap realias yang berbeda dari budayanya, penilaian tersebut dapat berupa pujian, kritik, maupunn menerima dan menolak budaya yang berbeda.

Proses dan Perkembangan Kebudayaan

Pada jangka waktu tertentu, kebudayaan dapat berubah sebagai tanggapan atas masuknya orang luar, yang mengakibatkan terjadinya modifikasi perilaku dan nilai dalam kebudayaan. Proses perubahan dan pergeseran budaya menurut Koentjaraningrat dapat dibedakan sebagai berikut; (1) Internalisasi, merupakan proses pembudayaan yang melibatkan manusia yang dimulai dari lahirnya manusia hingga akhir hayatnya. Hal ini berarti manusia belajar tentang emosi, keinginan, dan nafsu yang diperlukan untuk bertahan hidup, semakin banyak waktu yang dimiliki manusia untuk mempelajari hidup maka semakin banyak pengalaman hidup yang dimilikinya. 

Contohnya penerapan proses pembudayaan internalisasi seperti pendidikan anak di lingkungan keluarga; (2) Sosialisasi, merupakan proses dimana manusia sejak bayi hingga usia tua mempelajari pola dan perilaku dalam interaksinya dengan sesama manusia yang memiliki karakteristik berbeda di sekitarnya. Contoh penerapan ini adalah seorang warga yang berasal dari suatu daerah mempelajari norma dan kebudayaan daerah lain untuk diterima di lingkungannya; (3) Enkulturasi merupkan cara individu mempelajari pikiran, sikap, dan menyesuaikan dengan konvensi, sistem normatif, dan aturan yang menjalani kehidupan mereka. Contoh dari proses ini adalah seseorang mampu berbahasa daerah seperti jawa dan madura sesuai wilayah yang ditempatinya, kemudian pengucapan kata yang berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti (Maaf, Tolong, dan Terima Kasih); (4) Difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur budaya dari satu individu ke individu lain dan dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Difusi yang terjadi antar individu disebut intra komunal, sedangkan antar masyarakat disebut antar komunal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun