Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih belum berakhir. Kasus orang terinfeksi Covid-19 terus bertambah di setiap negara. Berita terbaru mengatakan terdapat varian baru Covid-19 yang ditemukan di Inggris. Jenis baru virus Covid-19 dianggap lebih berbahaya karena 70% lebih mudah menular dan menyebar. Varian baru virus ini telah menyebar di berbagai negara di seluruh dunia yang menyebabkan penutupan perbatasan perjalanan dari satu negara oleh negara lain terjadi kembali. Saat ini terdapat 22 negara yang telah mendeteksi adanya varian baru Virus Corona di wilayah mereka. Pemerintah Inggris mengumumkan strain baru dari CoV-2 varian baru Covid-19 itu dinamakan VUI-202012/01 yang diperkirakan pertama kali muncul pada bulan September. 22 negara yang telah melaporkan kasus varian baru Covid-19, yaitu Inggris, Denmark , Swedia, Prancis, Jerman, Spanyol, Swiss, Belanda, Italia, Kanada, Jepang, Yordania, Lebanon, Nigeria, Singapura, Australia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Norwegia, India, Pakistan, Chili. Pada Desember 2020 telah tercatat 43% kasus dan 28% rawat inap di Tenggara Inggris. Kemudian terdapat 59% kasus dan 38% rawat inap di Timur Inggris, dan 62% kasus dan 34% rawat inap di London.
Kajian terbaru yang dilakukan oleh Public Health England mengemukakan bahwa jenis virus baru Covid-19 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dibanding virus Covid-19 sebelumnya. Walaupun tidak lebih parah dari virus Covid-19 sebelumnya kita harus tetap waspada akan hal ini. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkhawatir tentang varian virus baru Covid-19. Menurut Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban mengatakan bahwa varian virus yang baru ini menular jauh lebih cepat 70% dari virus sebelumnya, namun tidak lebih mematikan. Zubairi mengamati persentase kasus Covid-19 di Indonesia yang mengalami peningkatan sebanyak 20%. Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Tanggal 31 Desember 2020 bertambah sebanyak 8.074 sehingga total menjadi 735.124 kasus positif Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan bahwa jenis virus baru ini merupakan mutasi dari SARS-Cov2. Budi Gunadi juga berkata bahwa para ahli masih membahas tentang hal ini, maka jangan mudah mengambil kesimpulan. Menurut Alexander K Ginting Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan mengatakan semua orang itu berpotensi terinfeksi virus baru Covid-19 yang telah bermutasi. Ia juga menegaskan bahwa banyak kasus yang terinfeksi Covid-19 jenis baru ini orang usia dewasa muda. Menurut John Edmunds, Profesor di Center for the Mathematical Modeling of Infectious Diseases, London School of Hygiene & Tropical Medicine strain baru Covid-19 ini cenderung lebih mudah menular artinya, perlu tindakan yang lebih ketat lagi. Maka dari itu, kita perlu mengenali 3 fakta mengenai Covid-19 varian baru :
- Gejala yang tidak jauh berbeda dengan Covid-19 varian lama
- Gangguan pernapasan
- Nyeri pada dada
- Mudah lelah
- Bibir kebiruan
- Varian baru Covid-19 70% lebih menyebar dibandingkan varian lama
Varian baru Covid-19 ini mengandung 17 mutasi yang dapat membentuk virus dan menyebabkan lonjakan baru, namun hal ini masih diteliti oleh para ahli.
- Anak-anak lebih rentan terinfeksi
Wendy Barclay, seorang profesor di New Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) dan spesialis virologi di Imperial College of London mengatakan bahwa mutasi telah mempermudah virus memasuki sel manusia. Maka dari itu, anak-anak lebih rentan terinfeksi.
Kasus virus Covid-19 jenis baru ini telah sampai di Singapura dimana negara ini sangat dekat dengan Indonesia. Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk menangani kasus Covid-19 jenis baru ini. Maka dari itu, pemerintah Indonesia melakukan beberapa pencegahan seperti melakukan pemetaan genetik virus Covid-19 jenis baru di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memahami distribusi serta karakteristik yang dapat digunakan untuk pengembangan penelitian. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan baru tentang larangan warga negara asing (WNA) ke Indonesia ini merupakan perlindungan pemerintah untuk masyarakat di Indonesia guna mencegah masuknya varian baru virus Covid-19. Kita sebagai warga negara Indonesia juga harus ikut berpatisipasi untuk mencegah penyebaran virus ini. Hal-hal yang dapat kita lakukan, yaitu :
- Selalu memakai masker jika pembatasan secara fisik tidak memungkinkan
- Mencuci tangan dengan sabun secara rutin dan selalu membawa antiseptik
- Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Contact tracing atau pelacakan kontak yaitu proses mengidentifikasi, menilai, dan mengelola orang-orang yang telah terinfeksi suatu penyakit untuk mencegah penularan. WHO mendefinisikan “kontak” sebagai setiap orang yang melakukan kontak langsung dalam jarak satu meter selama kurang lebih 15 menit dengan orang yang terinfeksi Covid-19. Menurut WHO penerapan pelacakan kontak akan memutus penyebaran Covid-19 artinya penyebaran virus ini dapat dihentikan. Pelacakan kontak ini difokuskan pada orang-orang yang rentan terinfeksi. Kontak yang berisiko tinggi meliputi kontak keluarga, petugas kesehatan, tempat tertutup seperti asrama, panti asuhan, rumah rehabilitasi, dll.
- Meminum vitamin penambah imun tubuh dan rajin melakukan olahraga
Hal-hal tesebut sangat sederhana dan mudah dilakukan jika, seluruh masyarakat Indonesia melakukan anjuran pemerintah, membatasi kontak fisik, serta memiliki kesadaran diri untuk melakukan aktivitas sesuai dengan protokol kesehatan dan tidak panik . Hal ini akan membawa perubahan yang sangat besar. Upaya partisipasi masyarakat ini akan sangat membantu untuk memutus rantai penyebaran dan penularan artinya disini tidak hanya pemerintah, tetapi peran masyarakat juga sangat dibutuhkan. Masyarakat dan pemerintah harus terus berusaha agar penyebaran dan penularan virus jenis baru Covid-19 ini dapat terputus dan terhenti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H