Mohon tunggu...
Yoan Chatrin br Ginting
Yoan Chatrin br Ginting Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "VETERAN" YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi Isu Health Security: Studi Kasus Virus HIV/AIDS di Botswana

3 Desember 2023   00:21 Diperbarui: 3 Desember 2023   00:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Botswana merupakan salah satu wilayah di Afrika bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Zimbabwe dan Namibia. Negara ini merupakan negara yang pertama kali diidentifikasi sebagai negara dengan tingkat penyebaran virus HIV/AIDS tertinggi di wilayah Afrika pada tahun 2000.  Adapun prevalensi yang luar biasa, juga telah memberikan negara itu rekor yang tidak menyenangkan dengan tingkat infeksi tertinggi di dunia, jauh di atas Swaziland dengan 25,25% dan tingkat infeksi HIV/AIDS tertinggi kedua di dunia. Hingga pada tahun 2001, pemerintah Botswana saat itu mengangkat kasus HIV/AIDS sebagai isu Health Security.

HIV (Human Immunodeficiency Virus), merupakan virus menular yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat merusak kekuatan dalam tubuh untuk mengobati segala macam penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Adapun ciri dari virus ini ditandai dengan sistem kekebalan yang melemah, membuat mereka mudah terinfeksi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Virus AIDS merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh kerusakan sistem kekebalan, bukan penyakit bawaan, tetapi didapat melalui infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan dapat menyebabkan kematian.

Terdapat ciri-ciri seorang dapat dikatakan terkena virus HIV/AIDS. Adapun ciri-cirinya yaitu akan mengalami beberapa gejala umum seperti flu berkepanjangan disertai dengan demam. Adapun ciri-ciri lain yang akan diyakini bahwa seorang tersebut sedang mengidap virus HIV/AIDS yaitu terhitung dari 3 bulan dan ciri-cirinya yang semakin terlihat jelas dan ditandai dengan, penurunan berat badan lebih dari 10%, demam lebih dari 38 derajat, keringat malam tanpa sebab, diare kronis lebih dari 1 bulan, muncul bercak putih di lidah, dan kelenjar getah bening membesar.

Berdasarkan cara penyebarannya, virus HIV memiliki 3 cara penularan yang dapat ditularkan ke orang lain. Adapun penularannya yaitu melalui transeksual, horizontal dan vertikal. Penularan transeksual yaitu penularan yang melibatkan kontak seksual dengan orang HIV-positif, baik secara anal maupun oral. Lalu ada penularan horizontal, yaitu ditularkan melalui transfusi darah, berbagi jarum suntik dengan orang HIV-positif. Sedangkan penularan vertikal, yaitu penyebaran virus yang ditularkan dari ibu ke anak, biasanya penyebaran ini ditularkan melalui plasenta dan air susu ibu HIV-positif.

Berdasarkan kasus yang terjadi di Botswana, adapun faktor penyebab terjadinya virus HIV/AIDS yaitu diakibatkan oleh faktor kemiskinan. Adanya kemiskinan yang terjadi saat itu menjadikan masyarakat disana akhirnya mengalami kecenderungan untuk membatasi pilihan hidup masing-masing. Tidak jarang ditemukan disana banyak wanita sebagai pekerja seks guna memenuhi kebutuhan mereka yang pada akhirnya menyebabkan tingginya tingkat penyebaran virus HIV/AIDS. Dikarenakan hal tersebut, adapun dampak dari penyebaran virus HIV/AIDS ini dirasakan oleh seluruh warga negara di Botswana pada saat itu. Dampak yang paling signifikan yang terlihat dalam kasus tersebut yaitu dalam sektor pendidikan. Dampak yang paling dirasakan dalam sektor pendidikan ini yaitu dikarenakan peningkatan infeksi yang semakin meningkat, mengakibatkan standar kualitas pendidikan menurun dikarenakan banyak anak-anak saat harus meninggalkan sekolah guna menjaga dan merawat orang tua atau saudara kandung mereka agar tidak terkena infeksi HIV/AIDS.

Dilihat dari sisi lain, adapun dampak yang cukup dirasakan yaitu pada sektor ekonomi. Dikarenakan penyebaran virus HIV/AIDS berkembang sangat pesat, akhirnya membuat pemerintah Botswana saat itu untuk mengeluarkan anggaran belanja negara guna menangani masalah tersebut. Salah satu anggaran tersebut dikeluarkan sebagai pembelian obat antiretroviral, yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Dikarenakan hal ini, akhirnya menciptakan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh lebih lambat dibandingkan jika HIV/AIDS tidak berperan. Pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi untuk kesehatan masyarakat, meningkatnya biaya pembayaran penyakit dan hilangnya produktivitas karena ketidakhadiran adalah alasan lain di balik proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Dapat diketahui, hingga saat ini belum ada vaksin ataupun obat yang benar benar dapat menyembuhkan HIV/AIDS. Hingga pada tahun 2003, pemerintah Botswana dipimpin oleh Presiden Festus Mogae bersama dengan Bill dan Melinda Gates Foundation beserta Merck Pharmaceuticals menjalin kemitraan publik-swasta yaitu African Comprehensive HIV/AIDS Partnership (ACHAP) mulai mengembangkan terapi antiretroviral (ART) menggunakan obat antiretroviral. Adapun pengembangan obat terapi tersebut dilakukan sebagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah Botswana untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Berdasarkan sejarahnya, negara Botswana merupakan negara pertama yang yang berhasil meluncurkan program antiretroviral gratis.

Sampai saat ini, satu-satunya cara yang diketahui untuk mencegah virus HIV/AIDS adalah melalui pemberian obat antiretroviral (ART), yang pada dasarnya hanya mencegah virus HIV berkembang biak di dalam tubuh. Obat antiretroviral (ART) adalah bagian dari pencegahan terhadap HIV/AIDS yang berfungsi untuk mengurangi risiko infeksi HIV, mencegah agar infeksi tidak semakin parah oportunistik, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV dan mengurangi jumlah virus (viral load) dalam darah hingga tidak terdeteksi lagi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah disana yaitu bertujuan untuk mengurangi angka penyebaran virus HIV/AIDS di Botswana.

Tidak hanya itu saja, adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah Botswana tersebut diimbangi dengan pemberian edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat di Botswana pada saat itu. Adapun sosialisasi dan edukasi tersebut disebarkan kepada seluruh masyarakat melalui berita, majalah, koran, radio dan penyuluhan ke sekolah sekolah pada saat itu. Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah tersebut guna memberitahu masyarakat bahwa virus HIV/AIDS merupakan virus menular yang dapat menyebabkan kepada resiko terburuk yaitu kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun