"Tidak
ada yang dapat menolak takdir (ketentuan
Allah) kecuali doa dan tidak ada yang
dapat menambah umur kecuali berbuat
kebaikkan." (HR Tirmidzi dalam kitab
sunannya)
Selepas sholat jumat tadi aku pergi ke
warteg guna memenuhi kebutuhan perut yg
sudah mulai menuntut haknya.
Dan memang aku memilih warteg yg cukup
jauh dari rumah karena alasan rasa.
Yaa... untuk saat ini warteg langgananku yg
satu ini memang lumayan memuaskan lidah,
meskipun rada jauh aku anggap sekalian cari
angin. Cuaca cukup cerah saat itu.
Dan aku memacu motorku dengan kecepatan
yg sangat jauh untuk dikatakan cepat.
Aku memang lebih suka memacu sepeda
motorku pada kecepatan 200km/day.
Jadi sangatlah lambat. Sesampainya
diwarteg aku segera order makan dan
memilih menu yg ada.
Aku lihat ada teri dibecek2 dicampur cabe
ijo ama kacang tanah (entah apa nama
masakannya) yg Aku rasa cukup mengundang
selera jika dikombinasikan dengan sayur
nangka dan telor ceplok.
Dan analisaku benar, begitu sampai
makanan itu dilidah,aku merasakan sensasi
rasa yg mantap.
"tak harus mahal untuk sebuah rasa yg enak
ternyata" Aku menikmati makan siangku
dengan hikmat dan penuh kesyukuran.
Karena aku tau banyak disekitarku yg
mungkin tidak bisa makan se"enak" aku.
Setelah selesai makan dan membayar,akupun
keluar dari warteg.
Aku lihat cuaca mendung.
Tapi aku memutuskan utk tidak lewat jalan
yg tadi aku lewati.
Dan hujan turun ketika baru setengah jalan.
Masih gerimis tapi deras. "entah apa
istilah yg pas"
Dan akupun mempercepat laju motorku
hingga tiba2 ada suara "KRAKK!!!" dari
atas.
Aku mendongak...
sebatang dahan yg cukup besar patah.
Aku terperanjat tapi tak mengurangi
kecepatan.
"astaghfirullooh!!" ucapku spontan.
Dan dahan tadi jatuh tepat dikepalaku
hanya kurang 1 inci mungkin,sehingga kepala
dan mukaku hanya terkena anak2 dahannya.
Alhamdulilah.... "batinku berteriak"
Seorang tua didepanku yg tengah berdiri
menggeleng2kan kepalanya kemudian
bertanya,"gak papa mas?" akupun menjawab
"gak papa pak!" kemudian aku melanjutkan
memacu motorku dan pulang.
Sembari jalan aku berfikir,
Kalau aku tadi tidak memperjauh
perjalanan?
Kalau tadi tidak menerjang hujan?
Kalau tadi yg tertimpa adalah kepala?
Kalau tadi dalam kecepatan lumayan aku
jatuh?
Dan beribu2 kalau difikiranku.
Kalau saat melihat dahan yg patah itu aku
tidak beristighfar?
Bukankah istighfar adalah sebaik2 kunci/
solusi dari setiap permasalahan?
Tapi itulah takdir.
Presisi dan akurasinya telah diperhitungkan
dengan sangat detailnya.
Aku menyebutnya "JUMAT YANG
KEREN"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H