Mohon tunggu...
aoharu Awan
aoharu Awan Mohon Tunggu... Lainnya - 1806026070

seorang pemuda yang masih banyak harys belajar,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Panjang di Balik Legitnya Gula Aren Khas Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

29 November 2021   17:10 Diperbarui: 29 November 2021   20:25 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis oleh: Wibowo 

Mahasiswa jurusan Sosiologi 

UIN Walisongo Semarang

Kondisi geografis dari Desa Pledokan yang termasuk wilayah dataran tinggi membuat wilayahnya terdiri dari lereng-lereng dan perbukitan. 

Dari kontur tanah yang seperti itu memengaruhi juga terhadap profesi penduduknya, mayoritas adalah petani. Namun tidak semua komoditas pertanian bisa di tanam di desa terkait karena suhunya yang juga dingin dan curah hujan cukup tinggi. Selain menanam berbagai jenis sayur dan rempah, warga Desa Pledokan sebagian besar memiliki pohon aren. 

Dari pohon aren itulah buahnya menjadi kolang-kaling dan air yang terkandung di dalamnya atau yang lumrahnya disebut dengan air nira, adalah bahan dasar dari pembuatan gula aren.

Bapak-bapak setempat biasanya berangkat nderes (mengambil air nira) sekitar pukul 05.00 pagi, membawa jerigen kecil ukuran 2 liter yang digunakan untuk menampung air nira yang keluar dari dahan yang pada proses sebelumnya sudah di iris terlebih dahulu. 

Selain menggunakan jerigen, ada juga yang menjadikan botol air mineral ukuran 1,5 liter sebagai wadahnya. Pada pukul 05.00 pagi yang biasanya digunakan untuk memasang jerigen sebagai wadah untuk menampung air nira, di saat yang bersamaan pula jerigen yang dipasang kemarin sore sekitar pulul 16.00 sudah terisi penuh siap untuk di bawa pulang. 

Seperti itulah siklus dari proses nderes yang kemungkinan memerlukan waktu sekitar 8 jam untuk satu jerigen ukuran 2 liter bisa terisi penuh.Proses selanjutnya adalah memasak air nira yang sebelumnya sudah di ambil. Proses memasak ini memakan waktu sekitar 4 jam dengan media tungku tradisional yang  terbuat dari batu bata dan semen. 

emilihan tungku ini adalah karena biasa operasionalnya yang murah hanya membutuhkan kayu bakar dan tidak perlu lagi membeli tabung gas, meskipun penggunaan tungku tradisional ini terkadang membuat mata perih karena asapnya dan suhu ruangan jadi panas, namun tidak ada pilihan selain itu agar biaya produksi tidak terlalu besar.

Setelah dimasak sekitar 4 jam, air nira tadi matang dan teksturnya menjadi kental, sebelum dingin gula cair tersebut harus segera dimasukan ke cetakan bulat agar hasil akhir cetakan berbentuk sempurna dan menarik jika dikemas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun