Mohon tunggu...
Yusril Mahendra
Yusril Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

UNIVERSITAS UIN RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kota Sekayu Kembali Meraih Piala Adipura Penantian Selama 2 Tahun Pasca Pandemi Covid-19

1 April 2023   22:00 Diperbarui: 1 April 2023   22:15 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK
Tulisan dari artikel ini untuk dapat memberitahukan bahwa kesadaran akan kebersihan di lingkungan yang bersih, indah dan sehat itu bisa dilakukan oleh semua orang. Baik dari kalangan anak kecil hingga dewasa. Kesadaran masyarakat kota sekayu akan kebersihan sangat peduli sehingga kini kota sekayu meraih kembali piala adipura setelah penantian 2 tahun. Selain kesadaran akan kebersihan juga memberi banyak manfaat bagi kesehatan. Kepedulian masyarakat kota sekayu dengan sadar akan kebersihan lingkungan yang menjadi pondasi awal untuk lingkungan yang bersih dan sehat. Kebiasaan masyarakat kota sekayu pada hari libur menjalankan program gerakan masyarakat yaitu gotong royong. Dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dan observasi kajian literatur dan deskriptif. 

Kata Kunci: Kesadaran, Kebersihan, Kebiasaan Hidup Sehat

ABSTRACT
The writing of this article is to be able to inform that awareness of cleanliness in a clean, beautiful and healthy environment can be carried out by everyone. Both from small children to adults. The awareness of the people of Sekayu City about cleanliness is very concerned that now Sekayu City has won the Adipura trophy again after 2 years of waiting. In addition to awareness of cleanliness also provides many health benefits. The concern of the people of Sekayu City is that they are aware of environmental cleanliness which is the initial foundation for a clean and healthy environment. The custom of the people of Sekayu City on holidays is to carry out a community movement program, namely mutual cooperation. In this paper using qualitative methods with data collection and observation of literature and descriptive studies.

Keywords: Awareness, Hygiene, Healthy Living Habits

                                                                                                                                                                                         

A. PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat mengenai kebersihan akan kemurnian agama disebutkan sebagian dari iman. Kebersihan merupakan hal yang pasti dibutuhkan oleh setiap orang yang tinggal di lingkungan tersebut. Lingkungan yang bersih menciptakan rasa nyaman dan sehat bagi setiap orang yang tinggal di sana. Jika lingkungan tempat tinggal tersebut kotor, akan merasa tidak nyaman. Dalam lingkungan hidup, penting untuk menjaga kesadaran akan kebersihan. Kebersihan dimulai dari diri sendiri. Perawatan tubuh ialah cermin kehidupan. Menjaga kebersihan diri merupakan hal yang sangat pribadi dan berhak untuk hidup bersih dan sehat. Hal-hal besar dimulai dari hal-hal kecil begitu juga dengan menjaga kebersihan. Dengan menjaga kesucian dalam diri dapat menciptakan kesucian dalam lingkungan. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia hidup, yang mana merupakan salah satu elemen kehidupan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

Lingkungan dapat mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, cara berperilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Di dalam lingkungan dimana manusia hidup terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu, masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia yang saling berinteraksi dan mempunyai suatu tujuan tertentu. Interaksi antar individu tersebut mengakibatkan suatu hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan suatu sarana komunikasi dalam rangka membentuk suatu himpunan kemasyarakatan. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat tinggal menjadi senyaman mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan bagi individu yang mendiaminya. Salah satu cara untuk menjaga kenyamanan lingkungan yaitu dengan cara mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan, baik itu kebersihan individu maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat tentu memberi dampak positif pula pada kehidupan. Secara tidak langsung, lingkungan yang sehat akan menyehatkan jiwa dan raga pula. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih, dengan udara yang segar, dan sedikit polusi banyak orang lalai menjaga kesehatan lingkungan. Untuk mendapatkan lingkungan sehat, perlunya pemahaman terlebih dahulu akan ciri-ciri dan cara menjaganya. Lingkungan ialah kondisi fisik dimana terdapat seluruh sumber daya alam yang ada dan menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan sendiri memiliki dua komponen, yakni lingkungan biotik dan abiotik. Biotik merupakan komponen hidup atau bernyawa seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Sementara abiotik adalah komponen lingkungan yang ada tapi tak bernyawa seperti tanah, air, dan udara. Komponen-komponen inilah yang menyebabkan adanya situasi dimana lingkungan layak untuk ditinggali.

Sementara sehat adalah kondisi dimana terbebas dari penyakit yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Keadaan sehat tentu dapat dilihat dari kebersihan di sekitar kehidupan kita. Sehat bukan hanya meliputi bagian biologis, tetapi juga emosional dan spiritual. Setelah mengetahui arti keduanya, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sehat adalah lingkungan yang terbebas dari segala gangguan kesehatan pada masyarakat ataupun seluruh unsur biologis yang ada dalam lingkungan tersebut. Pasca covid-19 tahun 2020-2021 banyak kegiatan menjadi terhambat dan aktivitas menjadi terbatas. Terutama pada penilaian Adipura pada tahun 2020-2021 ditiadakan karena pandemi Covid-19. Terakhir kali Kota Sekayu, Musi Banyuasin mendapat anugerah Adipura pada tahun 2019. Namun, 2 tahun berikutnya penilaian Adipura ditiadakan karena pandemi Covid-19. Tahun 2022 penilaian kembali dilakukan, dan Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin menorehkan citra sebagai yang paling bersih dengan meraih Piala Adipura.

Dalam hal ini penulis ingin memberikan penjelasan mengenai kembalinya Piala Adipura setelah penantian 2 tahun setelah pasca Covid-19. Sehingga Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin masih bertahan memegang Piala Adipura selama 13 kali.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Lingkungan 

Lingkungan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah lingkungan dapat diartikan sebuah daerah atau kawasan dan seluruh bagian yang terdapat di dalamnya yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Suatu lingkungan terdiri dari kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti air, tanah, udara, energi surya, mineral, dan flora fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Lingkungan dapat juga dibagi menjadi komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti air, tanah, udara iklim, cahaya, kelembaban, dan bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme (virus dan bakteri).
Lingkungan dijadikan sebagai tempat bersosialisasi. Hal itu karena manusia hidup bersama manusia lain, sehingga harus menjaga hubungan satu sama lain. Di dalam lingkungan, manusia akan berinteraksi seperti memenuhi kebutuhan hidup sampai mengembangkan budaya atau hal lainnya.

Kebersihan

Kebersihan lingkungan dan cara menerapkannya penting untuk diketahui oleh semua orang. Kebersihan lingkungan ialah aksi menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap warga negara di wilayah tempat tinggalnya. Lingkungan yang bersih mencerminkan kualitas hidup masyarakat, dan juga menjamin terjaganya kesehatan masing-masing individu. Aturan soal pengelolaan lingkungan hidup bahkan diatur dalam UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang tersebut berisi perencanaan upaya pelestarian lingkungan hidup sebagai fokus utamanya. Di dalam undang-undang tersebut memuat beberapa poin penting mengenai upaya pelestarian lingkungan dan pencegahan kerusakan lingkungan.

Dampak Covid-19 Terhadap Lingkungan

Air sungai yang mulai terlihat jernih kembali, tingkat polusi udara yang menurun, dan langit yang terlihat cerah. Semua itu hasil dari pengurangan aktivitas harian yang dilakukan manusia ketika pandemi COVID-19 melanda hampir di setiap negara di seluruh dunia. Tidak adanya kemacetan di Kota Sekayu dan berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor karena kebanyakan orang bekerja di rumah adalah alasan di balik menurunnya tingkat polusi. Efek pandemi COVID-19 terhadap kondisi lingkungan mengajarkan masyarakat tentang bagaimana mengelola tempat yang layak huni. Baik saat ini maupun setelah wabah penyakit pernapasan ini berlalu. Salah satu efek pandemi COVID-19 terhadap kondisi lingkungan alam yang juga berpengaruh pada kesehatan adalah pengurangan kendaraan bermotor di jalan. Pada hari-hari biasa sering terlihat kemacetan mobil dan motor, terutama pada jam-jam sibuk. Pada saat pandemi ini mulai melanda Kota Sekayu, jalanan tidak lagi berisi dengan mobil dan motor. Faktanya, lebih banyak orang yang ke luar dengan sepeda atau berjalan kaki.

Hal ini dikarenakan sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19, yaitu menjaga tubuh tetap sehat dengan rutin berolahraga. Beberapa orang menganggap bahwa mereka dapat mendapatkan manfaat dari berolahraga dengan bersepeda atau berjalan kaki di sekitar rumah. Dengan begitu, mereka tidak perlu bertemu dengan orang lain sehingga risiko penularan virus pun menurun. Bahkan, berjalan kaki dan bersepeda di ruang hijau terbuka juga dapat mengurangi risiko penyakit seperti serangan jantung dan stroke. Walaupun demikian, tidak semua orang dapat menikmati akses tersebut mengingat banyak dari mereka yang tinggal perkotaan atau di area padat penduduk. Maka itu, tetap menggunakan masker dan menjaga jarak bisa dilakukan ketika terpaksa perlu berada di keramaian. Dilansir dari Barcelona Institute for Global Health, hampir setiap kota di seluruh dunia memiliki rekor terendah perihal polusi udara. Dampak dari karantina di rumah ternyata membuat kadar nitrogen dioksida (NO2) menurun drastis di beberapa kota di seluruh dunia.  Efek pandemi COVID-19 terhadap kondisi lingkungan yang satu ini tentu membuat kualitas udara menjadi lebih baik.

C. METODE PENELITIAN

Dalam penulisan ini menggunakan penelitian kualitatif dengan kajian literatur untuk bagian peninjauan Pustaka dengan sumber dari artikel dan jurnal. Lalu ada juga Narasumber untuk menjelaskan mengenai Kesadaran Terhadap Kebersihan Lingkungan Kota Sekayu. Dengan mengobservasi langsung bersama Narasumber mengenai pembahasan Kesadaran Terhadap Kebersihan Lingkungan Kota Sekayu Sehingga Layak Mendapatkan Piala Adipura Berturut-turut dari Tahun 2005.

Jadi terdapat tiga media pengumpulan data : Kajian Literatur, Observasi dan Deskriptif.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah sempat dua tahun absen mendapatkan penilaian Adipura karena pandemi COVID-19, kini Kabupaten Muba mengembalikan lagi citra sebagai Kabupaten bersih dengan berhasil meraih Piala Adipura. Hal ini diketahui saat Pj Bupati Muba Apriyadi Mahmud menerima langsung Penghargaan Anugerah Adipura 2022 yang diserahkan secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Dalam Rangka Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2023 di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Selasa (28/2/2023).

"Piala Adipura ini saya persembahkan untuk petugas kebersihan di Kabupaten Muba dan seluruh masyarakat yang komitmen untuk terus menjaga kebersihan," ungkap Pj Bupati Apriyadi Mahmud. Menurutnya, dengan kembali diraihnya Piala Adipura untuk Kabupaten Muba bukan untuk menjadi puas diri karena dinobatkan sebagai daerah bersih tetapi menjadi ajang agar selalu komitmen mendukung dan menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. "Menjaga kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama, lingkungan dan daerah yang bersih dapat menciptakan wilayah yang sehat dan nyaman," tuturnya. Mantan Kepala Bappeda Muba ini mengajak, agar warga Muba berinovasi mengelola sampah organik menjadi kompos. "Sampai saat ini pengelolaan sampah organik atau sampah sisa makanan masih menjadi PR kita, untuk itu saya mengajak agar masyarakat berlomba-lomba untuk inovasi terutama mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos," terangnya. Kelola Sampah Terbaik Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH Kabupaten Muba, Andi Wijaya Busro SH M.Hum mengatakan, peraihan piala Adipura kali ini merupakan peraihan yang ke-13. "Muba sudah meraih Piala Adipura dari tahun 2005 hingga 2019 berturut-turut". Di tahun 2020 dan tahun 2021 penilaian ditiadakan karena pandemi COVID-19.

Penilaiannya baru diadakan lagi di tahun 2022 dan diumumkan di tahun 2023. Penilaian Adipura lebih ketat dari tahun-tahun sebelumnya, karena selalu berevolusi dari tahun ke tahun tentang pengelolaan lingkungan,"imbuhnya”. Jika dahulu penghargaan Adipura kategorinya hanya Terbersih tetapi sekarang tentang pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Sekayu dinilai sebagai kota kecil lantaran pengelolaan sampah dan strategis pengurangan sampah plastik di kota," jelasnya. Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengajak warga untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Siti menegaskan aksi ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target nasional penurunan gas emisi rumah kaca dan mendorong pengendalian perubahan iklim. "Saya ucapkan selamat kepada daerah yang meraih penghargaan Piala Adipura Tahun 2022 " jelasnya. Terus komitmen menjaga kebersihan di wilayah masing-masing, dan memaksimalkan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos," tandasnya. Dalam kesempatan pemberian Penghargaan Anugerah Adipura 2022 tersebut Pj Bupati Apriyadi Mahmud turut didampingi Kepala DLH Andi Wijaya Busro, Kepala Dinkominfo Muba Herryandi Sinulingga AP, dan Plt Kabag Protokol dan Dokumentasi Pimpinan Rangga Perdana Putera SSTP.

Dampak Serius dari Kurangnya Kesadaran Masyarakat Menjaga Kebersihan

Dampak parah dari kurangnya kesadaran masyarakat akan cara menjaga kebersihan akan sangat terasa. Secara fisik lingkungan dengan tingkat kesadaran rendah terlihat kotor dan tidak nyaman. Lingkungan yang kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti demam berdarah. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan juga dapat menyebabkan bencana yang lebih besar. Seperti yang diketahui, banjir tidak hanya disebabkan oleh hujan yang deras. Tapi karena orang membuang sampah ke sungai. Akibatnya aliran sungai tidak merata sehingga menyebabkan air meluap ke pemukiman penduduk.

Dampak Virus Covid-19 Terhadap Kehidupan

  • Dampak pada masyarakat

Dampaknya terhadap masyarakat, pembatasan sosial ini dilakukan oleh pemerintah, ketika keluar rumah harus selalu memakai masker, menjaga jarak 1 meter dari satu sama lain, dan juga sering mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik. Kebiasaan baru ini harus kita terapkan untuk mengurangi penularan virus covid-19.

  • Dampak terhadap ekonomi

Keuntungan yang diperoleh pelaku usaha mengalami penurunan akibat wabah Covid-19, baik dari sektor pariwisata maupun sektor penerbangan sepi penumpang akibat kebijakan social distancing.

  • Dampak pada politik

Dalam sistem pemerintahan, banyak terjadi perubahan selama pandemi akibat Covid-19. Pandemi COVID-19 telah memengaruhi sistem politik beberapa negara, yang menyebabkan penangguhan kegiatan legislatif, isolasi atau kematian beberapa politisi, dan penjadwalan ulang pemilihan karena kekhawatiran penyebaran virus.

E. SIMPULAN

Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap orang. Lingkungan yang bersih mencerminkan kualitas hidup masyarakat dan menjamin kesehatan setiap individu. Hidup di lingkungan yang kotor dan miskin tentu membuat seseorang rentan terhadap berbagai penyakit. Selain merugikan kesehatan penghuninya, lingkungan yang kotor tentu tidak enak dipandang mata. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan setiap saat. Salah satu masalah besar yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah masalah kesehatan. Kualitas kesehatan masyarakat Indonesia masih tergolong sangat rendah. Hal ini disebabkan selain faktor dari fasilitas kesehatan yang kurang memadai juga faktor dari partisipasi atau kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat. Salah satu cara agar kita dapat menjalani pola hidup sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Membuang sampah sembarangan akan mengundang bakteri dan penyakit yang akan menyebar ke tubuh manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Dwi. (2023). Muba Raih Piala Adipura Ke 13 Untuk Kota Kecil Terbersih . (Website) https://mediaindonesia.com/nusantara/561827/muba-raih-piala-adipura-ke-13-untuk-kota-kecil-terbersih . Diakses Pada Tanggal 30 Maret 2023 Pukul 16.20 WIB.

Maryati. (2021). DAMPAK COVID-19 BAGI KEHIDUPAN . (Website) https://smk-akpelni.sch.id/dampak-covid-19-bagi-kehidupan/ . Diakses Pada Tanggal 30 Maret 2023 Pukul 16.25 WIB.

Man. (2023). Kota Sekayu, Muba Raih Piala Adipura Ke 13 . (Website) https://harianmuba.disway.id/read/644330/kota-sekayu-muba-raih-piala-adipura-ke-13/30. Diakses Pada Tanggal 30 Maret 2023 Pukul 16.30 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun