Dalam hidup dan kehidupan Yang dijalani kita di perhadapkan pada pilahan, pilihan akan membawa kemana kita melangkah, pilihan Yang salah akan mebawa kita kepada tragedi hidup Yang tak kunjung berakhir, inilah Yang di rasakan jhon.
Semua impian dan harapan seakan lenyap entah kemana , disini di sudut sebuah jembatan penyebrangan Yang sunyi tanpa sinar lampu, sesosok tubuh lusuh dengan sebuah jaket kumal ,duduk tertunduk, di temani sebotol minum dan sebungkus rokok,tetes demi tetes air mata bercampur peluh membasahi pipinya Yang kian cekung. Hiruk pikuk kendaraan dan ramainya jalanan ibu kota, seakan tak terasa olehnya, sorot matanya tajam seakan siap memangsa apapun yang ada di hadapnya.kini dia berdiri tepat di tepi jembatan, matanya Yang masih berkaca menatap jauh kedepan, sekilas nampak senyum tersunging dari bibinya Yang pucat pasi. apa Yang ada di pikiranya? Mungkinkah itu senyum terakhirnya? Masih adakah harapan untuknya? Akankah hidupnya berakhir di sini?
Berbekal ijazah SMA lulusan dari sebuah Sekolah di Timur Indonesia, aku datang ke ibu kota untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, aku johanes tapi sering di panggil jhon, itu biar kedengaran tidak terlalu kampungan dan agak kebarat-baratan. Aku anak ke tiga dari ENAM bersaudara dan satu-satunnya laki-laki. Ayahku seorang Pegawai Negeri Sipil di sebuah instansi pemerintahan , ibuku hanya seorang Ibu Rumah Tangga, keadaan ekonomi keluargaku di bilang sangat lebih dari cukup.
Dengan segudang mimpi dan cita-cita Yang tinggi,ku tetapkan tekadku dengan berat hati harus aku tinggalkan rumahku, keluargaku, teman-temanku dan kampung halamanku. Sudalah.. Tak usah ku tangisi kepergianku ini, semua ini demi cita-cita dan masa depanku.
Hari pertama kuliah setelah menjalani masa ospek di sebuah kampus berkelas, kampus impian banyak calon mahasiswa pada zamanku. Ku pacu vespaku dengan penuh senyuman dan rasa optimis Yang tinggi, rasanya sudah tak sabar untuk segera sampai dan bertemu dengan teman-teman baru.
Kriiiiing .... Bel berbunyi pertanda perkuliah akan segera di mulai.. Sambari menunggu dosen masuk kelas, aku dan beberap teman sekedar bercerita lelucon-lelucon Yang mengelitik, sekali kami tertawa bersama. Beberapa mahasiswa Yang tidak bergabung dengan kelompok itu pun ikut tertawa geli mendengar ceritaku dengan dialek Timor Yang masih kental...( Maklum aku mahasiswa tembak langsung) .
Dalam kamar kost berukuran empat kali tiga aku berbaring di kasur empuk sambil melepas lelah , Emmmm,,, aku bisa di terima dengan baik oleh semua teman sejurusanku walapun aku hanya anak kampung.
Kringggg..kriiiinggg.. Kringgg..bunyi telpon genggamku Yang masih jadul. Menggagu lamunanku..
"Iya halo ma, selamat sore..."
"Iya sore.. Bagaimana kuliahnya?"
"Ya.. Aman dan lancar"
"Ooo... iya baguslah kalo begitu, kamu masih punya uang?"
"Masih ada ma,, lumayan bisa buat satu.. bulan lagi."
Ya sudah. Kalo begitu .. Belajar Yang baik, jangan aneh-aneh di sana. Ingat harus rajin belajar tidak boleh bolos kuliah .Bla.. bla.. bla..
Hampir Sepuluh menit aku di berikan kuliah tambahan
"iya ma" jawabku Singkat
"Ya sudah itu aja Yang mama mau bilang"
Tuuut....tuuuut...tuuut tuuuut.. Telepon di tutup
Hari berganti, waktu terus begulir dengan cepat tanpa terasa sebentar lagi ujian semester I , aku harus dapat nilai Yang bagus di semester ini. Kulalui hari-hariku dengan belajar, mengerjekan tugas dan kuliah..senyum bangga terpancar diwajahku saat melihat hasil ujian semester Yang sangat memuaskan..emmm,,, usahaku selama ini tidak sia-sia.
Tanpa aku sadari selama ini ada seseorang yang dengan diam-diam mengamati gerak-gerikku, Cantik panggilan akrab untuk Cantika Permata , gadis manis, dengan tinggi 160 dan berat badan ideal Yang juga adalah salah satu bintang di angkatanku. Walapun begitu, aku justru tak tertarik dengan Cantik seperti kebanyakan cowok di kelasku , tapi aku jatuh cinta dengan Chindy pada pandangan pertma, karna bagiku penampilan Chindy sangat menarik, di tambah gayanya Yang agak agresif , sangat mengoda jika dibandingkan Cantika Yang kelihatan kalem dan berpenampilan sederhana. Kapan aku bisa jalan barduan sama Chindy? Ya sekedar kencan dan makan malam berdua .. Aku di terima atau tidak kalo aku katakan yang sejujurnya? Ah.. Sudalah aku rasa itu tidak mungkin terjadi. Setelah aku tahu kalo cindy adalah anak seorang pengusaha kaya di Jakarta. Seperti bumi dan langit ..pikirku biarlah perasaan ini ku pendam sendiri. Pagi itu aku duduk sendiri di bangku kuliah paling belakang
Plaaaak.. Aku tersentak kaget.. Tapat di atas halaman buku yang sedang aku baca tergelatak sebuah undangan berwarna Pink, For My Friend Jhon, itu Yang tertulis disampul undangan.
"Dateng ya ke birthday party gw"
"Oh iya.. Iya nanti aku datang Jes." Jawabku kaku.. Jesica,.. iya dia anak ekonimi dan teman akrab Chindy..
" Etttt.. Jangan lupa bawa pasangan, itu wajib". sambungnya sambil berlalu pergi Mampus aku ..!! ,party tiga hari lagi aku belum punya pasangan, terus ? Siapa Yang aku ajak? Oh My God Help Me..
Di kamar kost sambil mendengar lagu kesukaanku, kenapa tidak si Cantika Yang aku ajak , ah... itu tidak mungkin, masa saat aku butuh baru aku dekati dia.. Malu rasanya kalo datang tanpa mengandeng pasangan, pasti semua Yang datang dengan pasangannya masing-masing, tidak mungkin aku ajak teman cowok?, ah.... nanti aku di kira homo, Sudalah ..itu tidak penting bagiku.
Untuk menghilangkan penat di Kepala, kunyalakan vespa kesayanganku dan ku telusuri gang demi gang untuk mencapai jalan utama. Kemana ya? Berpikir sejenak Oh iya mending cari hiburan di club mumpung aku masih punya tabungan lumayan bisa buat masuk club. Sampai tepat vespaku berada d parkiran sebuah club malam d daerah M*********R . Emmm... gila ya? benar kata orang Jakarta ini surga bagi para petualang malam... Ah ini cuman iseng aku tidak boleh tengelam dalam dunia malam seperti ini , tak ada salahnya sesekali aku ke sini cuman sekedar cuci mata dan Have Fun.
Kunyalakan rokok dan ku Hisap dalam-dalam hingga terasa nokit masuk ke selurh bagian paru-paruku, sambil sesekali meneguk minuman, kepelaku mulai terasa pening. Reaksi alkhol sesekali membuatku tersendak...
" Ngapain bengong sendiri ? Ayo ke floor." Ajak seorang wanita. Ku coba mengenali wajah wanita Yang tak begitu terlihat jelas di balik remang-remangnya ruangan dan kelap-kelip lampu.
"Hai Chin .." Sapaku Yang di balas dengan senyuman dari bibirnya Yang merah merekah bak buah delima. "Ngapain kamu di sini?" Sambil berusaha mendekatkan wajahnya ke telingaku agar suaranya terdengar jelas. Aroma parfumnya tercium jelas olehku.
"Ya cuman pengen nyari hiburan aja, suntuk di kostan"
"Ohhh ya udah ayo ke floor biar ngak suntuk." Timpal Chindy. Sebelum aku menjawab ajakan itu tangan Chindy Yang lembut itu sudah meraih tanganku dan agak sedikit memaksa untuk menemaninya ke floor. Setelah hampir dua puluh lima menit kami bergoyang d floor. Chindy mengajakku untuk duduk di mejanya. VIP Room. Ya maklumlah anak orang kaya.
Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.. Apakah ini hanya mimpi? Ah ini kenyataan ,cewe Yang aku suka sekarang ada bersamaku di sebuah ruang private,,ini kesempatan jangan aku sia-siakan, kapan lagi aku punya kesempatan begini, ingat jhon ini kesempatan Yang tidak akan datang 2 kali. tapi aku tak berkutik bahkan tak sepatah katapun Yang keluar dari mulutku, hampir sepuluh menit aku hanya bisa duduk terpaku. Yang lebih membuatku tak berdaya, dengan jelas aku melihat kemolekan tubuh Chindy, karna jarak kami hanya 15 Cm. Tubuhnya hanya di balut dengan sebuah rok mini yang sangat pendek dengan tengtop merah yang membuat buah dadanya seperti ingin menyembul keluar..ini benar surga dunia pikirku, Sudah gelas ketiga minuman yang ku teguk, tapi keberanianku masih juga belum ada.. Perlahan Chindy memelukku dengan manja sambil berbisik di telingaku
" Kamu tegang banget? " Bisik Chindy.
Aku makin salah tingkah.. Kemudian dia merebahkan kepalanya dan berbaring di pangkuanku, reaksi alkohol membuat Chindy semakin tak terkontrol. Chindy semakin agresif , bahkan sesekali dia mencium bibirku Yang kaku dan pucat. " Jhon bawa gw ke kostan elo ya, gw males pulang, malam ini gw milik elo sepenuhnya" aku masih tetap terdiam, sungguh ini dilema besar dalam batinku. Hasratku sebagai lelaki nornal naik seketika, Chindy menuntun tanganku ke arah payudaranya Yang masih ranum itu.. Bahkan dengan berani dia menyentuh kejantananku ,Jujur berkata...ini pertama kali dalam hidupku. Sambil terbata-bata aku berkata "Chindy.. Ayo Kita pulang .. Iya malam ini kamu nginap di kamar aku". Sungguh rasanya ingin aku melompat kegirangan ketika mulutku yang kaku mampu berucap.
Dengan sedikit tertatih kupapah Chindy ke parkiran motor, security dan beberapa orang melihat kami penuh curiga.
"Chin kamu masih kuat nggak untuk naik motor?...
"Iya bisa kok, elo tenang aja" i
"Ya udah kalo gitu, kita jalan ya.. Kamu pegangan Yang kuat
" Emmm... iya" jawabnya lemas.
Diginnya udara malam tak ku hiraukan, rasa kasihan, senang, takut dan nafsu menjadi satu dalam diriku, 45 menit kemudian kami tiba.
Chindy.. Ayo turun kita udah sampai " ooo udah sampe ya? Sory gw ketiduran,,"
Gak, Gak apa-apa, santai aja lagi,,, ayo masuk" sambil ku bukakan pintu kamarku
Emmm ini ya kostan lo !? Lumayan gede..
Sambil merebahkan tubuhnya di kasur seakan pasrah pada apapun Yang akan terjadi.
“Ayo sini tidur dekat gue, Napa elo malah bengong "
“Iya sebentar aku tukar pakaian” Jawabku
“Udah gak usah rapi-rapi kali ,, pake boxer aja biar enak di lihat” Celetuk chindy agak mengoda.
Akupun berbaring di samping Chindy seperti pintanya, tanpa banyak bicara Chindy langsung mendekapku. “Aku lagi strees berat.. Aku putus dengan cowok,, wajahnya sedih “dasar brensengk..!!” Timpalnya “kamu mau ngak jadi cowok aku ? Tanya Chindy serius
Tak ku jawab pertanyaan Chindy, ku lepas dekapnya, bangun dan duduk di sampingnya
"Chin... Jujur sudah lama aku suka sama kamu, tapi perasaan itu sudah ku kubur dalam-dalam, itu ngak mungkin, aku bukan siapa-siapa, aku cuman cowok miskin dari kampung, sedangkan kamu anak orang kaya"
“Sssssttttt..” Telunjuknya menyentuh bibirku, "jangan ngomong gitu, aku nggak pernah mandang orang dari materi, tapi aku butuh cowok yang mengerti aku, baru malam ini kita ketemu tapi aku nyaman dekat kamu, kalo memang kamu juga suka sama aku.. ? Ya udah kenapa harus di buat ribet sih ? kita pacaran aja.. Kamu mau ngak jadi pacar aku..? Kini Chindy duduk dan mata kami salaing beradu,
"Iya aku mau jadi pacar kamu"jawabku tanpa berpikir banyak. Seketika Chindy mengecup bibirku dengan mesra, akupun membalas kecupan itu, bibir kamu saling beradu, setelah beberapa menit kamu berdua sudah tak berbusana.. Malam itu sungguh malam yang indah bagi kami.. Bermesraan dan memadu kasih.Perbuatan terlarang itu kami lakukan selayaknya suami istri.
Tiiit... Tiiiit...Tiiit...TiiiiiT...Tiiit .. Bunyi alarm membuatku tersadar. "Sayang ayo bangun" sambil ku kecup keningnya..
"Emmmm...masih ngantuk sayang" Jawabnya manja sambil memelukku dengan erat "kita ngak usah kuliah ya.. Kita bobo aja lagi honey".
Sejak saat itu, discotic, club-club malam, menjadi tempat tongkrongan aku dan Chindy, bolos kuliah udah jadi kebiasan baruku, Yang lebih parah hubungan intim seakan menjadi hal Yang wajib bagi kami, semua kebutuhan hidupku di penuhi oleh Chindy, bahkan aku dibelikan mobil dan apartement. Semakin hari hidupku semakin jauh dari hal Yang baik, miras, ganja, sabu-sabu, dan obat-obat sudah menjadi teman baik dalam kesaharian kami. Empat semester berlalu semua nilai mata kuliahku anjlok total.. Bahakan aku harus menggulang delapan mata kuliah.
Kringg...kriiiingg.. Kriiing..
Sebuah No HP yang tak kukenal, memanggil..
“Halo .. Selamat sore ..!!”
“Iya selamat sore .. Ini jhon ya?” Suara Lembut dari balik HP.
“Iya ini dengan saya, Jhon”
“Emmm.. Aku Cantik”
“Oh iya ada apa ya?”
“Ngak sih.. Aku cuman mau ketemu kamu”
“Itupun kalo kamu gak sibuk”
“Oh iya.. BTW ada yang penting ya?”
“Iya penting banget. Ada Yang mau aku omongin”
“Oh iya udah kapan?”
“Kapan kamu punya waktu?”
“Sekarang juga boleh”
“Ya udah aku tunggu kamu di Cafe dekat kampus ,di perempatan jalan. Tau kan?”
“Ooo…. iya tau”
“Oke sampai ketemu ya”
“Ok bye..”
Tuuuut....tuuuut...tuuuuut.. Panggilan di akhiri.
Tumben, Cantik nelpon ?? Dari siapa dia tahu no HP ku ,Ada hal penting apa? Terus bertanya-tanya dalam hati, hingga aku tiba dan duduk dihadapan cantik.
"Ada apa ya Can?" Tanyaku penasaran
“Gini loh .. Aku perhatiin empat semester ini kamu jarang masuk kuliah.”
“Iya emgnya kenapa? Apa urusan kamu?” Jawabku agak ketus
“Mungkin bagi kamu aku gak punya urusan sama kamu, aku gak seharusnya campurin urusan pribadi kamu, tapi aku lakuin ini karna aku care sama kamu.” Coba meyakinkanku
“Care ? Sejak kapan kamu care sama aku?”
“Hari gini masih ada orang yang care tanpa pambrih? Bushit ...!! Timpalku kasar
“Silahkan kamu bilang aku pambrih.!” Jawab cantik agak tegas.
“Tiga tahun aku pendam perasaan aku sama kamu, aku hanya bisa berdoa dan berharap, aku hampir nyerah, tapi aku pikir ngak mungkin aku hanya berdoa dan berharap tanpa berbuat apa-apa”. Sejenak terdiam ..“Aku sayang sama kamu, aku peduli sama kamu” Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.
“Cukup cantik..!” Menghardik ucapannya “Kamu tau aku sudah punya pacar, bahkan kami sudah berencana untuk menikah, aku hargai perasaanmu,, tapi maaf aku sayang banget sama Chindy”
“Sayang? Cinta? Tanya cantik dengan mata terbelalak "Dengan gaya hidup seperti yang kalian laukan, kamu bilang kalian saling sayang? Saling cinta? Itu palsu semuanya.”
“Jhon .. Cinta dan nafsu itu seperti mata uang dengan dua sisi.. Aku tau siapa kamu, ini bukan pribadi kamu yang sesungguhnya” “Kalo orang yang kamu cintai memang benar2 cinta sama kamu dia ngak akan menjerumuskan kamu dalam dunia kelam seperti sekarang ini, kamu benar-benar beda, kamu lupin impian kamu, kamu lupain cita-cita kamu, hanya karna nafsu yang kamu anggap itu cinta..
“Cukup... !! Jangan kamu menjudge aku seperti itu” Bentakku dengan nada tinggi
“Aku tidak menjudge kamu, tapi itu kenyatan, kamu tak perlu beralibi, aku tahu semua yang kamu lakuin sama Chindy. Pasti kamu gak ingat kejadian waktu ultah Jesica, ? kamu mabuk, Chindy pergi dengan cowok lain, semalaman aku tungguin kamu sadar, tapi kamu gak sadar dari mabukmu.”
Cukup cantik...!! Bentak ku sambil pergi meninggalkan dia.
Sesampinya aku di apertamentku. Langsung ku rebahkan tubuhku di ranjang. Semua kata-kata cantik terus terngiang di kupingku, ternyata selama ini dia peduli denganku, jadi dia Yang mengantar ku pulang waktu itu? Chindy pergi dengan cowok lain? Brengsek ...!!, cantik sayang sama aku, tapi aku tak pernah sedikitpun peduli. Chindy juga sayang sama aku, dia sudah banyak berkorban materi, keperawanannya telah kurengut, bahkan sudah 2 kali kami menggurkan kandungannya, chindy tak mungkin akan membiarkan aku pergi dari hidupnya, apalagi ibunya sudah merestui hubungan kami ,Setelah lulus kuliah kami akan menikah rasa bersalah dan gelisah perlahan menghantuiku. Sampai akhirnya sekucur tubuhku seperti di timbun ribuan balok es, bibirku menggil, tangan dan kakiku terasa kaku tak berdaya, aku seperti seseorang Yang hipotermia.
Tuhan... Apa Yang terjadi? rasanya ini hari terakhir bagiku untuk hidup, ini tak seperti biasa Yang ku alami ketika sakaw. Semua ucapan cantik terus berdengung di telingaku,gendang telingaku terasa sakit dan rasanya mau pecah, kepalaku seperti di tusuk ribuan jarum,
Perlahan aku berusaha bangkit tapi semua tulangku terasa remuk, tapi ku tetap berusaha meraih jarum suntuk di atas meja, hingga akhirnya kuraih jarum suntik itu, perlahan ku tanjapkan jarum itu di tanggan kiriku. Seperti mendapat kekuatan super, semua rasa sakit kurasakan , hilang entah kemana? Pikiranku semakin tak terarah.. Segera kuraih jaket dan handphone sambil bergegas pergi..
Waktu menunjukkan pukul 08 :35 telusuri trotoar jalan dan akhirnya berhenti di sebuah sebuah jembatan penyebrangan. Jhon... Jangan gila kamu..!! Teriak cantik, tapi tak kuhiraukan
Jhon... Pleace.. Aku sayang kamu.. Jangan lakukan itu.. Jhon... Bunuh diri tidak meyelesaikan maslah.. Cantik tak berani mendekat dia hanya bisa menangis sambil berteriak memanggil ku.
Yang terakhir ku ingat, aku berdiri di tepi jembatan dan melompat ke bawah.Sampai terakhir ku tersadar aku berada di raung rawat inap,
“Aku dimana? Chin.. Chindy mana?” Tanyaku
Dengan wajah sedih Cantik menajawab. "Jhon.. Chindy udah meninggal delapan bulan lalu karna kecelakan mobil.”
“Delapan bulan ?” Tanyaku tercengang, rasanya baru satu jam Yang lalau aku masih di jembatan penyebrangan
“Iya Chindy meninggal dua bulan kemudian setelah kamu koma di sini, ini bulan ke sepuluh ,kamu di rawat di sini.”
Kuberusah bangkit dari tidurku, ku dekap cantik dengan erat.. “Maafin aku Cantik .. Aku tak menghiraukan semua nasihatmu.”
" Jhon maafin aku juga, kalo saja aku datang lebih cepat pasti kamu tidak seprti ini,,
“Sudah… nggak usah sedih”
“Yang penting sekarang aku udah bangun dari tidurku yang panjang.. Terima kasih.. Selama ini kamu udah merawat akau,” Ku kecup keningnya dengan mesra,
“Aku sayang kamu.” Chantik juga membalas kecupanku
“I love You Jhon”
Sejak kejadian di jembatan penyebarang itu aku seprti terlahir kembali.
Terkadang cinta Yang tulus tak terlihat oleh mata, hanya bisa di rasakan dengan hati, cinta sejati akan membawa pelakunya menuju kebahagian tapi terkadang nafsu di anggap cinta oleh pelakunya, Yang membawa kepada kehancuran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H