Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rembulan Di Balik Jendela (Bagian 3)

19 Januari 2025   22:07 Diperbarui: 19 Januari 2025   22:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Langkah Baru Laila"

Setelah kepergian Armand, dunia Laila terasa sunyi. Rumah kecil itu, yang dulu penuh dengan tawa dan percakapan panjang di malam hari, kini hanya menyisakan keheningan. Namun, Laila bukan tipe wanita yang menyerah pada kesedihan. Ia tahu, cinta Armand tidak menginginkannya terperangkap dalam duka yang tak berujung.

Hari-hari pertama setelah kepergian Armand dihabiskan Laila dengan merenung di balik jendela yang sama. Rembulan masih setia menemani, seolah mengingatkannya pada pria yang kini tinggal dalam kenangan. Namun, lambat laun, Laila menyadari bahwa cinta sejati bukan hanya soal meratapi kehilangan, melainkan soal menghormati kenangan dengan cara melanjutkan hidup.

Laila mulai menata ulang hidupnya. Ia menemukan tumpukan surat-surat Armand yang dulu ia simpan dalam kotak kayu kecil. Di setiap surat itu, Armand selalu menulis pesan-pesan yang penuh semangat, mengingatkannya untuk tetap kuat, apa pun yang terjadi. Surat-surat itu menjadi penguatnya, seperti kehadiran Armand yang terus menyemangatinya.

Suatu hari, ketika membersihkan kamar, Laila menemukan buku harian Armand. Di halaman terakhir, ia membaca tulisan yang membuatnya menangis dan tersenyum bersamaan:
"Laila, jika suatu hari aku tak lagi di sisimu, ingatlah bahwa cintaku selalu ada untukmu. Gunakan cinta itu untuk mencintai dirimu sendiri, untuk mencintai hidup, dan untuk menerangi dunia seperti kau menerangi duniaku."

Tulisan itu menjadi titik balik bagi Laila. Ia memutuskan untuk keluar dari keterpurukannya dan memulai sesuatu yang baru. Ia mengenang Armand dengan cara yang indah: melanjutkan impian mereka untuk membantu orang lain.

Laila membuka sebuah taman baca kecil di desanya. Taman baca itu ia namai "Rembulan", sebagai penghormatan kepada malam-malam yang ia habiskan bersama Armand, berbagi mimpi di bawah sinar bulan. Anak-anak dan remaja di desa sering berkumpul di sana, membaca buku yang ia kumpulkan dari berbagai tempat. Melihat senyum mereka membuat Laila merasa hidupnya kembali berarti.

Ia juga mulai menanam bunga di halaman rumahnya, melanjutkan hobi yang dulu ia dan Armand lakukan bersama. Setiap bunga yang mekar seolah menjadi pesan cinta dari Armand, mengingatkannya bahwa kehidupan terus berjalan, meski orang yang dicintai telah pergi.

Tahun demi tahun berlalu, dan Laila menemukan kedamaian dalam hidupnya. Cinta Armand tetap menjadi bagian dari dirinya, namun ia belajar bahwa cinta itu tak hanya tentang memiliki seseorang, melainkan tentang merasakan kehadirannya di setiap langkah yang diambil.

Di malam yang tenang, Laila masih suka duduk di balik jendela, menatap rembulan yang menggantung di langit. Namun, kali ini ia tak lagi merasa sendiri. Ia tahu, di balik cahaya lembut itu, cinta Armand tetap hidup, menerangi jalannya, selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun