Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengeja Rindu

12 Agustus 2024   14:15 Diperbarui: 12 Agustus 2024   14:18 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seri Puisi Belajar Mengeja 

Mengeja Rindu

Dalam sunyi yang sepi,
Kutulis kata-kata rindu di langit,
Setiap huruf seperti bintang berseri,
Menerangi gelap hati yang sempit.

Baca juga: Mengeja Setia

Aksara pertama adalah "R",
Riuhnya kenangan bersamamu,
Mengalir seperti sungai deras,
Membawa harap yang tak pernah layu.

Huruf berikutnya "I" yang setia,
Iramanya lembut seperti angin,
Menyentuh pipi dengan mesra,
Menghadirkan rasa yang tak mungkin hilang.

"D" adalah detak jantung ini,
Denyar yang tak pernah padam,
Dalam setiap detik berlalu,
Mengukir namamu dalam setiap malam.

Baca juga: Mengeja Tulus

Huruf "U" yang terakhir,
Ujung dari segala penantian,
Menyatu dalam rindu yang berakhir,
Menjadi doa dalam keheningan.

Belajar mengeja rindu ini,
Adalah perjalanan tanpa akhir,
Dalam setiap kata yang tertulis,
Kutemukan dirimu yang selalu hadir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Mengeja Pengorbanan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun