Dalam secangkir doa hangat, kutemukan damai, Â
Melodi sunyi menyapa, dalam dekapan malam yang ramai. Â
Guliran kopi menari, dalam cangkir kerinduan, Â
Mengalirkan harapan, pada tiap tetes ketenangan.
Jingga merekah, di ufuk pagi yang lembut, Â
Mengiringkan bisikan doa, pada angin yang tak luput. Â
Rasa syukur mengalir, mengisi ruang hati, Â
Menggugah jiwa yang letih, dengan pelukan suci.
Aroma kopi dan doa, bersatu dalam harmoni, Â
Mengusir gelisah, menyulam mimpi-mimpi. Â
Kau yang jauh di sana, teringat dalam setiap seru, Â
Dalam secangkir doa, kurasakan hadirmu.
Hangatnya doa, mengisi celah jiwa yang kosong, Â
Menyembuhkan luka, dengan kasih yang agung. Â
Di setiap tetes, kurasakan cinta yang tak pudar, Â
Dalam secangkir doa hangat, kita selalu bersandar.
Malam yang pekat, terbuai oleh rasa tenang, Â
Doa-doa melayang, menuju langit yang terang. Â
Dalam keheningan, kita bertemu tanpa kata, Â
Hanya dalam secangkir doa hangat, segalanya nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H