Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Doa, Aroma Rindu

15 Juli 2024   19:37 Diperbarui: 16 Juli 2024   03:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir Doa, Aroma Rindu

Dalam secangkir doa, kuhirup malam,  
Aroma rindu menguar, menari dalam diam.  
Bintang-bintang meniti, di langit yang merona,  
Menjahit harapan, pada cakrawala senja.

Angin lembut membisikkan, kisah-kisah lama,  
Menggugah kenangan, yang sempat terlupa.  
Desir ombak menyapa, sepi yang menyelinap,  
Mengalun doa, dalam harmoni yang meratap.

Kau yang jauh di seberang, dalam pelukan malam,  
Kutitipkan rindu, pada bayang-bayang kelam.  
Berjalin doa, teranyam dalam desir angin,  
Menggapai asa, dalam hati yang hening.

Dalam secangkir doa, kuhirup malam,  
Aroma rindu menguar, menari dalam diam.  
Kita bertemu dalam doa, dalam mimpi yang meraja,  
Menghapus batas, antara nyata dan maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun