Pada tepi senja yang bisu, kulukis bayangmu
Wajahmu samar, tertutup kabut waktu. Â
Dalam lupa, terpendam rindu yang membara, Â
Seperti api dalam diam, tak pernah padam.
Hati mengembara, mencari jejak kenangan, Â
Namun, waktu sangat kejam menghapus segala bayangan. Â
Lupa datang mengerogoti, menelan setiap ingatan, Â
Namun, rindu tetap bertahan, dalam ruang perasaan.
Kupanggil namamu, dalam hening malam, Â
Meski gema suaramu kini tak terdengar
Lupa menghapus memori, tapi rindu tak pudar, Â
Mengukir cinta di sudut hati yang lelah.
Angin membawa aroma masa lalu yang hilang, Â
Membelai jiwa yang terluka, menenun rindu yang panjang. Â
Lupa merenggut kisah, meninggalkan ruang kosong, Â
Namun rindu mengisi celah, dengan harapan yang agung.
Bintang menari, di langit yang luas
Menyaksikan perjuangan antara lupa dan rindu yang membias. Â
Dalam tiap detik yang berlalu, terukir rasa yang pilu, Â
Lupa mencuri ingatan, tapi rindu tak pernah layu.
Dalam diam, kurasa hadirmu, Â
Mengisi ruang hampa dalam kalbu. Â
Lupa tak mampu menghapus jejakmu, Â
Karena rindu selalu tahu, cara menemukanmu.
Malam yang tenang, terhanyut dalam harapan, Â
Doa-doa melayang, dalam bisikan kesunyian. Â
Lupa mungkin datang, tapi rindu tak pernah pergi, Â
Mengikat hati, dalam cinta yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H