Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merangkul Malam

9 Juli 2024   03:01 Diperbarui: 9 Juli 2024   03:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merangkul Malam

Rembulan muncul malu-malu
Menabur sinar perak di permukaan laut
Cahayanya memantul seperti permata
Menghias malam dengan keanggunan purnama

Di taman yang sunyi, bunga-bunga mekar diam-diam
Menyebarkan wangi yang memikat seperti puisi cinta dalam diam.

Bintang-bintang mulai berkelip, bercakap-cakap dalam bahasa cahaya.
Mengguratkan kisah di kanvas malam, menceritakan rahasia semesta.

Baca juga: Hujan Malam Senin

Malam datang dengan selimut hitam,
membawa ketenangan dan harapan,
menawarkan mimpi indah bagi yang terlelap,
dan janji fajar bagi yang terjaga.

Di pelukan malam yang sunyi, tersimpan rahasia dan harapan baru
Menyala dengan cahaya yang abadi, merangkul malam dengan kehangatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Labirin Cinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun