Di balik layar maya, kita bertarung,
Dalam perang kata, pedang tanpa sarung,
Semua ingin jadi raja, di singgasana maya,
Namun hanya bayangan, yang tersisa di sana.
Para netizen, pelaut di lautan piksel,
Mengarungi gelombang hoaks, tak berlabuh di akal,
Memancing dengan umpannya, kata-kata tajam,
Menyayat hati, dalam gelap tak terjamah.
Kita ini burung dalam sangkar virtual,
Berkicau lantang, namun tanpa makna,
Mencari validasi, bagai dahaga di gurun pasir,
Namun yang kita temukan, hanya ilusi yang kian pudar.
Mereka, pahlawan di balik avatar,
Menghujat, memuja, tanpa pikir panjang,
Seakan dunia nyata, tak lagi penting,
Terjebak di pusaran, siklus tanpa ujung.
Ah netizen, cermin retak bangsa,
Refleksi diri yang enggan mengakui dosa,
Di mana akal budi, dan hati nurani,
Lenyap di tengah keramaian, gema sunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H