Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bagaimanakah Cara Menjelaskan Kepada Anak Balita Bahwa Dia akan Memiliki Adik

27 Juni 2024   02:55 Diperbarui: 27 Juni 2024   03:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapat Anugerah dari Tuhan berupa anak yang kedua sangat membuat hati senang dan sangat tidak sabar untuk segera tiba waktunya untuk segera bisa melakukan USG agar bisa mengetahui perkembangannya dan juga salah satu yang di nanti kebanyakan pasangan adalah apa jenis kelamin calon bayi mereka. Hal ini pun saya rasakan sebagai seorang ayah, walaupun kami tidak memilih-milih harus berjenis kelamin tertentu karena bagi kami mereka adalah pemberian Tuhan sehingga apapun jenis kelaminya harus tetap kita syukuri dan bahagia dengan kehadirannya.

Tetapi jujur saya seorang ayah yang sudah memiliki anak pertama laki-laki tentu saya menjadi hal yang wajar jika menginginkan anak kami yang ke- 2 ini berjenis kelamin perempuan, yah.. biar jadi lengkap, ada laki-laki dan perempuan. Apalagi saya sendiri sejak Dahulu sangat ingin punya adik perempuan tetapi setelah usia saya 8 tahun saya  malah punya adik laki-laki, Waktu itu saya agak kurang menerima kanapa adik saya laki-laki dan bukan perempuan, namun setelah remaja baru saya memahami hal itu dari pelajaran dan buku sekolah yang saya baca.

Setelah mengetahui kehamilan istri, saya sangat senang tetapi di balik itu juga saya sedikit mengalami dilema kecil terkait hal bagaimana caranya menjelaskan kepada anak pertama saya bahwa dia akan memiliki adik, karena menurut saya hal seperti ini tidak boleh di anggap sepele, hal ini sangat berpengaruh pada psikologi anak itu sendiri dan bagaimana penerimaan dia terhadap kehadiran adik bayi, apalagi Saat ini anak pertama saya masih berusia 4 tahun dan pasti akan kesulitan untuk menjelaskan supaya dia mengerti dan juga paham.

Dari hasil berselancar di mesin pencari
Saya menemukan banyak sekali cara untuk memberitahu anak usia balita bahwa dia akan mempunyai seorang adik. Tetapi dari semua cara yang saya temukan dan saya baca tidak ada satupun yang saya gunakan. Pasti teman-teman kompasianer  berpikir, lah.. ngapain capek-capek browsing toh tidak dipakai cara yang sudah di dapat bahkan dari para dokter ahli dan para pakarnya.
Yah.. ada benarnya apa yang jadi anggapan teman-teman. Saya punya alasan sendiri kenapa saya tidak memakai cara-cara sudah saya baca. Karena bagi saya, saya sendiri yang mengenal anak saya bagaimana karakternya bagaimana perkembangan kognitifnya dan psikologinya jadi saya harus berpikir bagaimana cara menyampaikan.

Tidak kebetulan sahabat kompasiana, anak saya punya perkembangan kognitif yang sangat pesat sekali, bahkan boleh di bilang pada usia 4 tahun saat ini hal yang dia pahami itu sudah seharusnya untuk anak usia 6-7 tahun.
Salah satu saja yaitu pemahaman dia soal Keluarga, tetapi dia lebih sering sebut family, karena memang anak kami lebih dahulu belajar bahasa inggris secara otodidak melalui video dan berbahasa inggris pada awal mulai bisa berbicara dan baru 6 bulan terakhir ini saya bersama istri selalu mengunakan bahasa indonesia dan mengartikan bahasa yang dia ucap dalam bahasa indonesia agar dia bisa lebih lancar berbicara dalam bahasa indonesia.

Cara yang saya lakukan adalah saya bertanya kepada dia

Daddy : Key..  you know about family ?
Keyvand : yeah.. jawab dia santai
Daddy : can you say ?
Keyvand:  yeah...oke daddy
Kemudian dia mulai mengangkat jarinya dan menyebutkan
Daddy
Mommy
Keyvand (menyebut dirinya sendir)
And e baby katanya sambil menunjukkan 4 jarinya Dan menegaskan lagi "four daddy"

"Way four?"
"Yeah.. i see on video family four people daddy"
"Oke.. you like to have sister or brother?"
" Em yeah but i dont like baby"
Why ?  
Kemudian dia menjelaskan dengan bahasa indonesia sambil memberikan contoh kalau bayi suka nangis-nangis  berisik " bayi nagis...nangis dady, berisik keyvand tidak suka" sambil menutup kupingnya sendir.

Kemudian saya jelaskan kalau di perut mami ada bayi, keyvand mau dengar suara bayi?
Dan dia mau mengikuti cara saya memasang kuping di perut maminya dan benar saja dia sangat Speechless
Dan bilang wow daddy Amazing, it's so cool.. bayi ngapain daddy?
Kenapa memangnya? i hear the sound
Gimana suaranya?  Grokk...groook..groook..
Sambil dia tertawa.  

Dari pembicaraan saya dan keyvand juga ekspresinya  terus cara dia menanggapi penjelasan saya tersebut dengan mengunakan bahasa yang harus campur inggris indonesia itu saya menyimpulkan bahwa dia akan bisa menerima kalau nanti dia punya adik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun