Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih Ibu

5 Juni 2024   00:05 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antologi Kasih

Dalam lembutnya cahaya pagi, Kutemukan cinta dalam senyummu yang murni. Kau adalah sinar yang menerangi hati, Anakku tercinta, kebahagiaan yang abadi.

Dalam dekapan kasih yang tak bertepi, Kuselimuti mimpimu dengan doa suci. Setiap langkah kecilmu adalah harapan, Setiap tawa riangmu, penghapus segala kepedihan.

Baca juga: Kasih Ayah

Sejak pertama kali kau hadir di dunia, Hatiku dipenuhi dengan cinta yang tiada tara. Dengan tangan lembut, kupeluk erat dirimu, Mengalirkan kasih sayang yang tulus dan abadi.

Aku ajarkanmu tentang cinta dan keikhlasan, Tentang ketabahan hati dalam setiap cobaan. Meski dunia ini penuh dengan tantangan, Kasih ibu akan selalu menjadi pelindung dan panduan.

Setiap tetes air mata dan keringat yang jatuh, Adalah bukti cinta yang tak pernah runtuh. Aku bangga melihatmu tumbuh dalam cinta, Dengan senyum yang menghangatkan jiwa.

Baca juga: Cinta Untuk Ibu

Dalam doa malam yang kupanjatkan, Kutitipkan kebahagiaanmu pada Sang Pencipta. Semoga langkahmu selalu dalam lindungan-Nya, Dalam setiap jejakmu, ada cinta ibu yang mengiringi.

Anakku, dalam setiap helaan napas yang berlalu, Ketahuilah, kasih ibu takkan pernah pudar. Kau adalah cahaya dalam hidup yang fana, Cinta ini abadi, selamanya.

Baca juga: Tentangmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun