Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Tak Berbalas

2 Juni 2024   02:29 Diperbarui: 24 Juni 2024   23:43 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam senja yang redup, kupeluk sepi, Menyulam kata dalam bayangmu yang sunyi. Cinta yang kutabur di ladang harapan, Tak kunjung bersemi, hilang dalam kesunyian.

Aku merajut mimpi dengan benang asa, Namun kenyataan merapuhkannya tanpa sisa. Hatiku adalah lautan tanpa pantai, Berombak rindu, terhempas di tepi yang kelam.

Seperti bunga mekar di musim kemarau, Harum cintaku sirna, terik dan layu. Setiap senyum yang kau berikan palsu, Seolah angin membelai, tak pernah ragu.

Baca juga: Syair Kesepian

Kata-kata manismu bagai embun pagi, Hilang di terik mentari, menyisakan perih hati. Aku terdampar di pulau kesepian, Merindu belai kasih yang tak pernah sampai.

Resiko mencinta tanpa berbalas, Adalah luka yang tak mudah terhapus. Namun, dalam setiap luka ada pelajaran, Bahwa cinta sejati tak pernah kenal penantian.

Jadi, biarlah aku mencinta dalam bisu, Walau hanya bayangmu yang kudamba, tanpa ragu. Karena cinta yang tulus, meski tanpa jawaban, Adalah anugerah, bukan sekadar impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Mimpi Basah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun