Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Mati di Ujung Senja

11 November 2022   02:00 Diperbarui: 11 November 2022   02:59 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Created By : YM.Lapu

Setelah Mati Di Ujung Senja

Setelah punggung para pelayat hilang dalam pandangan, aku masih terkapar kaku
Aku bertemu malaikat, hanya bertatapan tak saling menyapa atau secuil tanya.
Malaikat judes menyambut kematian orang gila, bukankah aku juga manusia

"Duduk, mari bicarakan perjanjian kita". Kata malaikat masih sedikit sinis
"Kenapa kau menjadi gila?"
"Mati di ujung senja"
Sesui perjanjian
"Kau harus mati sekarat di ruang rawat inap, stroke, hipertensi, kolesterol, asam urat, asam lambung, menduduki jabatan penting di pemerintahan.
Jangan merubah perjanjian seenaknya saja"

Baca juga: Mati di Ujung Senja

Aku masih membisu
Tatapanku nanar
Aku hanya ingin mati sambil tersenyum
Mati dalam pelukan senja dalam keadaan gila.

Cikarang,  November 2022
YM.Lapu

Baca juga: Waras Sebelum Gila

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun