Waras Sebelum Gila
Sebelum mati di ujung senja
Aku orang gila
Sangat mencintai kegilaan
Tergila-gila, mengila, gila
Aku pernah waras, sangat waras
Bahkan orang pura-pura waras minder
Waktu itu, aku terbangun saat bulan sedang bercahya terang dan indah, bintang-bintang benderang, cahayanya masuk melalui sela-sela fentilasi, menyilaukan mata
Aku sedang bisu
Sembunyi dalam kemelut alasan
Membudak pada emosi
Mengemis empati dan memulung remah-remah perasaan
Pada  subuh yang kian lembab.
Di tengah hening itu, kuciptakan sebuah narasi dengan judul paling ambigu,
Aku menjamah tiap inci, Â menerka, makin lama, makin pendeklah logikaku
Tapi hati sungguh tak ingin mengakui kekalahan
Pertarungan berakhir
aku yang melucui argumentasi,
Menertawai logika hingga berguling-guling
Menolak  rasionalitas
Imajinasi ku pegang erat
Saat butiran hujan itu turun
Bag ribuan jarum
Di sudut kota yang sepi
Ku menatap sampai menepi
Kasih, Aku memutuskan untuk gila
Cikarang, 07 November
YM.Lapu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H