Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mati di Ujung Senja

3 November 2022   00:36 Diperbarui: 5 November 2022   01:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mati Di Ujung Senja

Aku bekas orang gila
bagaiman tidak
Aku mencintai kegilaanku pada cinta yang aku tahu bahwa aku akan terluka mencintai jangan takut terluka
mencintai jangan pakai logika
mencintai janganan pakai ideologi
Aku didatangi ambulance malam itu, yah... seingatku sepuluh menit setelah jarum jam bersetubuh

Aku dipaksa masuk, sirine darurat menglengking sepanjang jalan kenangan.
"Kamu gila?" tanya dokter. Aku membisu lalu tersenyum sinis, cuih....

Baca juga: Kopi Senja

"Yah, saya gila." dokter lulusan luar negeri itu berdecak kagum, "oke."katanya memberikan dua jempol sebesar terong belanda  


Lepaskan dia....
biarkan dia gila, aku suka orang gila yang mengaku gila daripada orang gila mengaku waras  

Aku bekas orang gila
Dibebaskan karena kegilaanku pada cinta yang aku agung-agungkan
Aku berkelana mencari ujung senja tanpa bekal
Setiap pagi minum embun pada dedaunan sebelum lenyap
Memakan sisa-sisa harapan yang sudah basi  
Meminum air mataku sendiri
Tiba di ujung senja kutemukan jasadku membeku dengan seulas senyum sinis

Dasar orang gila, mati saja masih terlihat gila kata pelayat berbisik di telingaku dengan napasnya yang bau alkohol.

Baca juga: Putra Senja

Cikarang, Oktober 2022
YM.Lapu

Baca juga: Senja Terusik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun