Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Freelancer - Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hipotimia

16 September 2022   01:29 Diperbarui: 16 September 2022   01:32 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HIPOTIMIA

Biarkan aku merenda nasib
Menyulam sepi demi sepi
Menganyam nyeri 
Merakit luka dalam kesendirian
Akan jauh lebih baik
Dari pada aku terbunuh dalam kemalangan

Pergilah....
Biarkan aku diam dalam diam
Menyelami hari hari sepiku 
Meratapi setiap inci kenangan 
Menangisi setiap bahagiamu 

Baca juga: Rindu

Kesalahan terbesarku
Aku menghalau setiap karbohidrat yang masuk dan menjadikanmu satu-satunya sumber kekuatan. 
Biarkan Aku....
Tertimbun kenangan ini tanpa harus mati.

Kini,
Dalam puisi aku memelukmu
Merindukanmu 
Menyusuri setiap inci tubuhmu lewat kata
Mengenangmu dalam sajak-sajak sunyi paling sunyi

Sajak sunyi
Rindu tak bertuan 
Tersudut menunggu mati tersedak janji manis.
Yang tersisa kini 
Bangku reot lusuh berjamur 
Saksi cumbuan di kala senja

Sudah, cukup disini
Akan aku sudahi segala hayalan tentangmu
Yang barangkali tak 'kan pernah tercapai

Baca juga: Puisi: Diam

Jakarta,2017
YM.Lapu

Baca juga: Kesendirian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun