HIPOTIMIA
Biarkan aku merenda nasib
Menyulam sepi demi sepi
Menganyam nyeriÂ
Merakit luka dalam kesendirian
Akan jauh lebih baik
Dari pada aku terbunuh dalam kemalangan
Pergilah....
Biarkan aku diam dalam diam
Menyelami hari hari sepikuÂ
Meratapi setiap inci kenanganÂ
Menangisi setiap bahagiamuÂ
Kesalahan terbesarku
Aku menghalau setiap karbohidrat yang masuk dan menjadikanmu satu-satunya sumber kekuatan.Â
Biarkan Aku....
Tertimbun kenangan ini tanpa harus mati.
Kini,
Dalam puisi aku memelukmu
MerindukanmuÂ
Menyusuri setiap inci tubuhmu lewat kata
Mengenangmu dalam sajak-sajak sunyi paling sunyi
Sajak sunyi
Rindu tak bertuanÂ
Tersudut menunggu mati tersedak janji manis.
Yang tersisa kiniÂ
Bangku reot lusuh berjamurÂ
Saksi cumbuan di kala senja
Sudah, cukup disini
Akan aku sudahi segala hayalan tentangmu
Yang barangkali tak 'kan pernah tercapai
Jakarta,2017
YM.Lapu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H