Sebelum matahari tengelam
Aku bertemu teman lama di sebuah warung kopi, "ayo ngopi" ajakku sambil memesan segelas kopi.Â
Biar aku ceritakan padamu"Sejarah kue cucur" celetuknya sambil mengedipkan mata dengan ekspresi genit pada penjaga warung, wanita separuh baya berginju merah merona.
Sesap kopiku di teguknya
Hambr katanya
Yah tak usah manis kalau hanya untuk kau kenang tapi dalam sakit
Manis juga mengundang semut
Kenapa hanya rasa manis yang membuat berkata sadis.
Pahit membuatmu meringis dan protes seakan tak ada rasa lain yang bisa kau kecap.
Biarkan saja kopiku hambar
Sebentar lagi akan kecut karena ciut, kesombongan akan kepahitanya sudah kusumpahi
Biarkan kopi itu hambar
Biarkan saja kopi itu kecut
Aku terdiam
Temanku terdiam
Semut terdiam
Kopipun terdiam kaku
Penjaga warung menatap kami lirih.
YM.lapuÂ
Bekasi,2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H