Langit  kabarkan pagi  lewat hujan yang tumpahÂ
Sederas yang ia suka dan selama yang ia mau
Sedang engkau duduk di balik tingkap mengejah aksaraÂ
Menatap butir-butirnya yang jatuh membentuk kelopak.
Matamu tidak sebening hujan yang jatuh, ada guratan lukaÂ
Tiba tiba engkau terperangkap perih, lalu sedih bergayut di kelopakmu
Tanpa izin kepadamu ia datang begitu saja, kapan saja
Seperti hujan ia datang pagi ini menemuimu.
Ia datang sederas yang ia mau, selama yang ia inginkan
Tetapi engkau tetap duduk di balik tingkap  mengejah aksara
Merangkai kenangan, merajut memori pada bentangan waktu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!