Terlebih pada perusahaan kontruksi, sistem ini dapat menyederhanakan proses bisnis dan memfasilitasi pelaporan dan informasi secara real time dari unit-unit proyek yang tersebar di berbagai daerah. Dengan kata lain, aspek efektivitas dan efisiensi perusahaan mengalami peningkatan.
Namun, penerapan SAP dalam bidang konstruksi bukan tanpa celah. Berdasarkan survei kecil yang didapatkan dari beberapa user SAP di salah satu perusahaan konstruksi, menunjukkan bahwa program ini masih terdapat beberapa kekurangan.Â
Pada modul MM sendiri terdapat perbedaan pola program antara perusahaan konstruksi dengan perusahaan manufaktur. Di perusahaan manufaktur, pendapatan secara langsung ter-generate ketika user melakukan input biaya atas material yang didatangkan, sedangkan pada perusahaan konstruksi, pendapatan tidak bisa serta merta ter-generate ketika melakukan input data material yang didatangkan.Â
Hal ini disebabkan variabel-variabel teknis pada bidang konstruksi yang tidak selalu sama dalam menghasilkan satuan produk setiap periode seperti koefisien waste material, efektifitas dan produktifitas alat kerja dan lain sebagainya.Â
Dengan kondisi tersebut, input pendapatan menjadi tanggungjawab modul PS. Pada modul PS sendiripun masih terdapat kekurangan seperti belum bisa menampilkan pendapatan secara kumulatif untuk masing-masing item pekerjaan (pay item) dan hanya bisa menampilkan pendapatan untuk keseluruhan alias terkunci pada nilai pendapatan saja.Â
Selain itu, pada modul ini user tidak bisa mengakses histori input pendapatan pada periode sebelumnya, lain hal dengan input biaya yang masih bisa dilacak datanya per periode.
Kesimpulan dan saran
Penerapan sistem informasi manajemen yang terintegrasi bagi perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi merupakan hal yang sangat membantu proses bisnis yang dijalankan.Â
SAP sebagai salah satu tools berbasis ERP merupakan sistem cukup membantu meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas, terlebih dengan lokasi unit produksi/proyek yang tersebar. Tingkatan manajemen sangat terbantu dengan sistem ini untuk menentukan langkah dan kebijakan dalam upaya mencapai target yang direncanakan.
Namun, dari beberapa kekurangan tersebut, program SAP memerlukan improvement pada modul-modul tersebut agar bisa secara optimal dan sesuai untuk diterapkan pada bisnis konstruksi.Â
User SAP pada perusahaan konstruksi dan konsultan SAP perlu memberikan masukan pada developer program ini untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian pada modul-modul yang digunakan di bisnis konstruksi.