Dr. Yiying, S.S., M.Lit., M.Pd.
Saatku diminta menghadap atasan untuk kuliah S2 lagi, hati kecilku berontak.
Aku saat itu sedang S2 di Jurusan Managemen Pendidikan Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Kuliahku Sabtu Minggu supaya tidak mengganggu pekerjaanku. Saat kuliah aku mengandung putra pertama.
Putraku baru seumur setahun, aku diminta kuliah S2 di China. Karena ini kesempatan yang langsung ditawarkan kedubes China. Jika kutolak, dampaknya ke institusi tempatku bekerja. Aku tidak ingin merugikan institusiku dan hanya memikirkan diriku. Papaku mendorongku untuk pergi ke China dan berjanji membesarkan putraku di kampung, Ketapang, Kalimantan Barat. Suamiku kuminta tetap bekerja di Jakarta demi masa depan anak-anak.
Aku pergi dengan tanpa memberikan penjelasan ke putraku mengapa mama harus pergi jauh karena dia belum mengerti.
Aku cuma meluangkan waktu 2 minggu dengannya di Hawaii dengan harapan bisa menghiburnya.
Sampai di China setiap kali melihat potret putraku, hatiku teriris~iris. Ibu macam apakah aku? Demi karir mengorbankan anakku. Putraku yang masih ASI terpaksa putus ASI dengan mendadak. Ku dengar berita dia sakit-sakitan di kampung halaman mencari mamanya.
Aku pulang setiap liburan dan hanya dalam waktu 6 bulan, putraku lupa padaku. Aku ingin tidur dengannya, tapi dia mengusirku: Pergi dari kamarku, dan dia membuka pintu kamarnya. Baginya neneknya adalah ibunya.
Aku hanya bisa menerimanya dan menyalahkan diriku.
Semua ini salahku dan ini hukuman yang harus kuterima.
Suamiku terkadang bertemu denganku saat liburan di Ketapang.
Akhirnya aku mengandung lagi. Dengan usia kandungan 1 minggu di perut, aku harus kembali ke Xiamen China untuk melanjutkan kuliah S2 dan menulis tesis.
Aku terlanjur beli tiket air Asia dari kota kucing transit ke KL dan transit ke Shenzhen China lanjut naik.bus 8 jam ke Xiamen.
Jiwa mahasiswa selalu memikirkan irit karena tidak bekerja selama 3 tahun, daripada tabungan habis, lebih baik irit.
Untuk kembali ke Xiamen, aku naik pesawat ke Pontianak, lanjut bus ke Kucing selama 10 jam Dan muntah sepanjang jalan karena janinku masih kecil dan jalanan berbatu.
Saat di Xiamen, aku kuliah di 2 Fakultas yaitu Fakultas Chinese Overseas Dan Fakultas Seni.
Aku tidak bisa melupakan hobi melukis. Bagiku itu hiburan...
Selama hamil, aku didampingi sahabat-sahabatku dari Italia, Slovakia, Filipina.
Grace mahasiswa S3 jurusan IT dari Filipina yang setia menemaniku dan memaksaku makan demi janinku.
Veronica dan Valeria tetangga seasramaku memberi nama untuk bayiku. Nama Sabina (baptis) dan Alessia.
Kehamilanku tidak menghambat aktivitasku.
Aku masih bisa mendaki gunung dengan teman-teman Mauritius. Travelling dengan teman Indonesia, Shirely. Kunikmati kehamilan tanpa suami. Sahabat-sahabatku tan teman-temanku adalah keluargaku.