Mohon tunggu...
Yiwa Landu Niki
Yiwa Landu Niki Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis konten tentang kehidupan

Suka menulis konten tentang pengetahuan umum, agama, budaya, dan permasalahan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selayang Pandang tentang Orangtua, guru dan anak

6 Desember 2023   18:08 Diperbarui: 6 Desember 2023   23:10 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam mendidik anak, pasti memerlukan peran orangtua dan guru. Anak tidak akan bisa berkembang tanpa kehadiran orang tua dan guru. Peran orangtua dalam mendidik anak sangat penting untuk diperhatikan. Contoh saat anak lahir di dunia ini, orangtua mendidik anaknya dari nol. Pada saat bayi, orangtua perlu memahami kapan bayi itu memerlukan asi, kapan bayi itu merasakan sakit, dan orangtua memberikan sentuhan kasih sayang sehingga anak tersebut merasakan dekapan kasih sayang orangtuanya. Saat anak mulai bertumbuh dalam usia 1-6 tahun peran orangtua juga terus berlanjut dengan membantu anaknya untuk mandiri sampai pada akhir anak tersebut memasuki dunia pendidikan. Saat anak tersebut memasuki sekolah, guru menerima anak ini dari nol juga. 

Guru akan berperan mengajari anak belajar huruf dan membaca sampai anak tersebut bisa memahami apa yang di ajarkan oleh guru. Perlu diketahui bahwa guru memiliki waktu maksimal 5 jam dalam mendidik anak tersebut. Selebihnya itu anak tersebut kembali dalam didikan orangtua. Supaya anak tersebut memiliki pendidikan yang baik, guru dan orangtua harus bekerja sama dalam membentuk karakter dan pengetahuan anak. Contoh, guru menanyakan apa yang di kerjakan anak di rumah? 

Supaya guru memiliki pengetahuan keseharian anak di rumah. Begitupun dengan orangtua harus menanyakan kepada anaknya tentang apa yang ia pelajari di sekolah? Anak tersebut bergaul dengan siapa? Dan berapa nilai  yang dicapainya? Supaya orangtua memahami kehidupan anaknya di sekolah. Selain itu juga orangtua harus memberikan pengertian kepada anaknya bahwa sekolah itu adalah keluarga. Guru mereka adalah orangtua mereka. Begitupun dengan pihak sekolah, guru harus memberikan pemahaman kepada anak bahwa mereka adalah ayah dan ibunya. Supaya anak tersebut merasa diterima dengan baik di sekolah dan bisa belajar dengan baik. Intinya bangunlah kerjasama yang baik antara guru dan orangtua dalam membentuk anak tersebut. 

Orangtua dan guru harus menyadari bahwa tanggung jawab mereka dalam membimbing anak berawal dari nol. Dengan kesadaran itulah orangtua dan guru sama-sama saling memahami pendidikan yang layak bagi anak tersebut. Ingat! Saat kita mengisi bahan bakar di pertamina selalu berawal dari nol. Dengan ilustrasi ini kita dapat belajar bahwa pada saat tertentu peran orangtua dan guru tidak sama. Jadi, janganlah menjadi orangtua yang menuntut gurunya dan begitupun guru sebaliknya. Semoga tulisan ini dapat menolong kita dalam menjalin kerja sama dalam mendidik anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun