Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Sandal Jepit dan Kesejahteraan Psikologis

12 Juni 2017   08:55 Diperbarui: 12 Juni 2017   10:09 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini saya masih yakin kalau alas kaki paling nyaman dan enak dipakai itu ya sendal jepit. Pada prinsipnya, kemana-mana saya memilih pakai sendal jepit sebagai alas kaki. Hanya etika dan tata tertib kantorlah yang membuat saya bersepatu ketika kerja dan menghadiri acara-acara resmi lainnya. Hanya biar isteri saya nggak cemberut ketika menghadiri undangan bersamanya saya jadi pakai sepatu atau sendal lebih mahalan dan lebih ribet dibandingkan dengan sendal jepit.

Kalau untuk olahraga, sepakbola, futsal dan lain sebagainya itu urusan lain, enakan nyeker...

Pakai sendal jepit itu nyaman di kaki, buat lari juga enak, praktis, gampang dipakai dan dicopotnya. Selain kenyamanan dalam hal pemakaian, sendal jepit juga nyaman ketika misalnya kita harus mampir sholat di masjid dimanapun. Terutama di masjid yang tidak ada tempat penitipan barang. Saya itu kalau sholat, jauh lebih khusuk kalau ninggal sendal jepit di luar mesjid ketimbang sepatu atau sendal yang lebih mahalan. Lha iya, faktor harga murah dan dapat dibeli di mana saja membuat saya sama sekali gak kepikiran dengan sendal hilang ketika sholat. Pun ketika ternyata ada orang yang keliru mengambil sendal jepit milik kita, rasa jengkel itu juga tidak seberapa. Iya, nothing to lose itu nyaman sekali, nikmat lahir bathin...

Nothing to lose itu adalah awal dari kesejahteraan psikologis. Dengan terbebas dari rasa khawatir dan rasa takut, kegiatan apapun yang anda lakukan tentu akan lebih maksimal, lhacontohnya sholat di masjid itu tadi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun