Belakangan kata "ndasmu" jadi populer berkat salah seorang capres melontarkan kata tersebut dalam sebuah acara internal bersama para tim suksesnya.
"Ndasmu" lalu jadi trending di dunia maya, jadi senjata untuk menyerang sang capres dan harus membuat tim suksesnya sibuk membuat klarifikasi ini dan itu...
Wajar, karena "ndasmu" adalah kata dalam Bahasa Jawa  yang identik dengan makian alias kata-kata kasar.
Entahlah, kenapa orang harus tersinggung dengan kata-kata kasar padahal mereka bukan makhluk halus. Aih...
 "Ndas" dalam Bahasa Jawa artinya kepala, itu kata yang masuk dalam kategori kasar. Kata yang lebih halus untuk menyebut kepala adalah "sirah". Karena tidak  tergolong kasar, maka kata "sirahmu" yang juga berarti kepalamu jarang dipakai buat memaki.
Menyebut kepala sebagai ungkapan makian sebenarnya tidak eksklusif milik orang Jawa, kita sering juga dengar makian "pale lo.." yang berasal dari kata "kepala elu", kadang ada lanjutannya "Pale lo peyang..."
Menyebut anggota tubuh sebagai pisuhan memang sering dilakukan oleh para pengguna Bahasa Jawa. Ah ya, pisuhan itu artinya makian.
Organ tubuh yang cukup sering digunakan sebagai pisuhan adalah mata. "Matamu.." apabila diucapkan dengan nada tinggi juga jadi pisuhan. "Matamu" bisa berdiri sendiri tapi juga sering ditambahi kata keterangan, misal "matamu suwek" yang artinya matamu sobek
Organ lain yang sering digunakan untuk memaki orang adalah muka. Muka dalam Bahasa Jawa adalah "rai", maka "raimu.."Â bila diucapkan dengan intonasi yang pas akan juga menjadi sebuah makian. Kata lain yang digunakan untuk menyebut "mukamu" adalah "dapurmu..". Ya, dapur bukan tempat buat memasak, tapi "muka" dengan citarasa yang lebih kasar.
Organ tubuh lain yang sangat populer untuk kata makian adalah mulut. Banyak sekali bahkan padanan kata kasar untuk mulut, ada (maaf) cocot, congor, conthong, cangkem, lambe.. Diantara semua organ tubuh, mulutlah yang paling kaya kosa kata kasarnya.