Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Antara Aku, Kau, dan Baliho...

9 Desember 2023   16:42 Diperbarui: 9 Desember 2023   17:18 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Pemilihan umum telah memanggil kita.., dan baliho-baliho yang bertebaran di sepanjang jalan adalah wujud dari suara pemilu yang sudah terdengar berisik memanggil-manggil.

Ya, sepanjang jalan sekarang bertebaran baliho-baliho dan alat peraga kampanye pemilu 2024.

Lalu sebenarnya, untuk apa ada baliho yang seabrek banyaknya itu?

Ya.., setidaknya bisa menjadi bahan obrolan saat anda menjalani perjalanan luar kota dengan teman kerja. Ya kadang tidak semua teman kerja kita sering ngobrol. Dengan yang berbeda divisi kadang kita baru sekali dua kali ngobrol personal. Dalam konteks begini, sebuah tema untuk membuka obrolan jadi diperlukan.  

Dan keberadaan baliho-baiho kampanye di sepanjang jalan bisa jadi bahan obrolan. Entah itu ngomongin orang yang fotonya ada di baliho tersebut, entah partainya, entah desain balihonya,  entah isi kampanyenya atau segala isu terkait pemilu...

Biasanya obrolan tentang baliho itu konteksnya negatif, cenderung nyinyir dan berangkat dari asumsi bahwa memasang banyak baliho itu adalah pekerjaan yang lebih banyak unfaedahnya. Setidaknya dari beberapa orang yang saya ajak ngobrol saya mendapat kesan begitu, baliho is spam ...

Ya, mungkin  itu hanya opini sebagian orang di lingkungan saya, sedangkan jumlah penduduk Indonesia jelas jauh lebih banyak. Mungkin baliho-baliho itu bisa menggerakkan hati mereka untuk jatuh cinta pada orang-orang yang  ada di baliho tersebut,. Jatuh cinta lalu memilihnya di pemilu mendatang...

Ya, tapi mungkin pemasangan baliho-baliho tersebut sasarannya tidak sejauh itu. Belum sampai pada taraf bisa membuat jatuh cinta, tapi minimal biar orang jadi kenal. Dalam konteks calon legislatif bisa jadi, karena banyak calon yang memang belum dikenal. Dengan adanya muka mereka di pinggir jalan setdaknya saya tahu kalau orang ini mau nyaleg dari partai ini.

Dan sepertinya, di ruang publik manapun, pembicaraan tentang baliho kampanye yang saya tahu lebih banyak kesan negatifnya alias bahan cemoohan yang gurih dan renyah.

Entahlah, apakah baliho ini semacam ritual kampanye yang memang harus ada, seperti lebaran yang kurang afdol tanpa ketupat. Belum nyaleg kalau belum pasang baliho...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun