Final Piala FA kali ini cukup spesial. Derby kota Manchester di London.
Orang-orang Manchester berbondong-bondong datang ke London menyaksikan Manchester City yang sedang memburu treble dan Manchester United yang berupaya menutup musim dengan senyum lebih cerah.
Manchester City sudah juara Premier League dan minggu depan akan bertarung di final Liga Champions melawan tim Italia, Inter Milan. Sementara Manchester United yang beberapa musim nihil prestasi, tahun ini sukses meraih gelar Piala Liga (Carabao Cup) dan sukses menempati peringkat tiga Premier League.
Wembley terbagi dua warna suporter, biru muda dan merah.
Ada legenda-legenda Manchester United, Sir Alex Ferguson ataupun David Beckham. Ada pula keluarga keluarga Gallagher pentolan Oasis yang merupakan fans setia Manchester City.
Dan tentu, ada dua pelatih botak jenius yang beradu taktik memperebutkan piala tertua sepakbola.
Pep Guardiola memainkan formasi andalannya musim ini, 3-2-4-1. Tiga bek, dua gelandang bertahan yang salah satunya adalah bek tengah, empat gelandang serang dan Erling Haaland. Sejauh ini, formasi tersebut belum ada obatnya dan membuat Arsenal yang unggul jauh di klasemen Liga Inggris jadi terkejar dan terlampaui.
Manchester City turun full team kecuali kiper Ederson yang digantikan oleh Stefan Ortega.
Kevin de Bruyne yang sempat dikabarkan tidak fit tetap tampil sebagai starter, juga Jack Grealish, Ruben Dias, dan Manuel Akanji.
Sementara Erik Ten Hag berupaya memperkuat lini tengah dengan memasang duo gelandang bertahan Brasil, Casemiro dan Fred dibantu oleh Christian Erikses.