Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Piala AFF: Hingar Bingar, Urgensi Juara, dan Dilema Klub

22 Desember 2022   07:36 Diperbarui: 23 Desember 2022   12:45 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(AFP/ROSLAN RAHMAN via KOMPAS.com)

"Yang mengejar-ngejar Piala AFF 2022 yang tidak masuk kalender FIFA ini hanya mereka yang ingin mendapatkan simpati dan dukungan publik karena mengangkat citra dalam industri sepak bola Malaysia," tambahan omelan sang bos JDT, sekali lagi dikutip dari bola.net.

Dan sekali lagi, omelan tersebut sepertinya egois plus menyebalkan tapi memang banyak benarnya. Piala AFF memang selama ini penuh hingar-bingar yang selalu menjadi sorotan publik Asia Tenggara. Ya, karena di turnamen ini lah peluang untuk bisa juara benar-benar nyata.

Ya, dalam olah raga prestasi memang kadang diperlukan saat untuk mengangkat piala, sebagai tanda sah pengakuan menjadi juara. Untuk sepakbola, negara-negara Aisa Tenggara memang masih sulit berbicara di tingkat yang lebih tinggi. Boro-boro Piala Dunia, di Asia saja sulit bersaing dengan tim-tim Asia Timur dan Asia Barat, ketambahan Australia pula.

Dan ketika sebuah timnas bisa menjadi juara, atau mendekati juara maka jelas ini akan menjadi ajang pencitraan luar biasa bagi para pengurus bola yang kalau punya hasrat politik tertentu tentu akan jadi momentum yang tak akan dilewatkan.

Berbeda dengan JDT, di Indonesia tidak ada penolakan berarti dari klub. Dan memang juga tidak ada klub yang sampai sebelas pemain dipanggil ke timnas.

"Bagi saya dan klub, ada pemain kami yang masuk ke tim nasional adalah kabar yang membanggakan," itu ucapan pelatih Persib, Luis Milla di laman Persib sebagaimana diwartakan bola.net (25/11/2022).

Ya, mungkin Luis Milla pernah melatih timnas dan ada ikatan emosional dengan timnas sehingga ia bisa berkata dengan demikian bijaksana. Tapi yang jelas, saat di lapangan ia akan sangat pusing ditinggal tiga pilar utamanya.

Dan juga, seandainya ada klub Indonesia yang menolak melepas pemain, tentu mereka akan dibully habis oleh netijen +62 yang terkenal dahsyat dan tidak pernah mau repot berpikir dari dua sisi. Dan sepertinya STY pun cukup bijak dengan tidak memanggil pemain dari sebuah klub lebih dari tiga orang.

Bagi masyarakat Indonesia, gelar juara AFF memang sesuatu yang sepertinya jadi sangat urgen. Lha sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, belum sekalipun kita bisa juara AFF, pol mentok hanya jadi runner up. Ya, enam kali kita tampil di final dan selalu kalah.

Timnas Indonesia berada satu grup dengan Thailand, Kamboja, Filipina dan Brunei Darussalam. Laga pertama yang akan dimainkan timnas adalah melawan Kamboja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun