"Yang mengejar-ngejar Piala AFF 2022 yang tidak masuk kalender FIFA ini hanya mereka yang ingin mendapatkan simpati dan dukungan publik karena mengangkat citra dalam industri sepak bola Malaysia," tambahan omelan sang bos JDT, sekali lagi dikutip dari bola.net.
Dan sekali lagi, omelan tersebut sepertinya egois plus menyebalkan tapi memang banyak benarnya. Piala AFF memang selama ini penuh hingar-bingar yang selalu menjadi sorotan publik Asia Tenggara. Ya, karena di turnamen ini lah peluang untuk bisa juara benar-benar nyata.
Ya, dalam olah raga prestasi memang kadang diperlukan saat untuk mengangkat piala, sebagai tanda sah pengakuan menjadi juara. Untuk sepakbola, negara-negara Aisa Tenggara memang masih sulit berbicara di tingkat yang lebih tinggi. Boro-boro Piala Dunia, di Asia saja sulit bersaing dengan tim-tim Asia Timur dan Asia Barat, ketambahan Australia pula.
Dan ketika sebuah timnas bisa menjadi juara, atau mendekati juara maka jelas ini akan menjadi ajang pencitraan luar biasa bagi para pengurus bola yang kalau punya hasrat politik tertentu tentu akan jadi momentum yang tak akan dilewatkan.
Berbeda dengan JDT, di Indonesia tidak ada penolakan berarti dari klub. Dan memang juga tidak ada klub yang sampai sebelas pemain dipanggil ke timnas.
"Bagi saya dan klub, ada pemain kami yang masuk ke tim nasional adalah kabar yang membanggakan," itu ucapan pelatih Persib, Luis Milla di laman Persib sebagaimana diwartakan bola.net (25/11/2022).
Ya, mungkin Luis Milla pernah melatih timnas dan ada ikatan emosional dengan timnas sehingga ia bisa berkata dengan demikian bijaksana. Tapi yang jelas, saat di lapangan ia akan sangat pusing ditinggal tiga pilar utamanya.
Dan juga, seandainya ada klub Indonesia yang menolak melepas pemain, tentu mereka akan dibully habis oleh netijen +62 yang terkenal dahsyat dan tidak pernah mau repot berpikir dari dua sisi. Dan sepertinya STY pun cukup bijak dengan tidak memanggil pemain dari sebuah klub lebih dari tiga orang.
Bagi masyarakat Indonesia, gelar juara AFF memang sesuatu yang sepertinya jadi sangat urgen. Lha sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, belum sekalipun kita bisa juara AFF, pol mentok hanya jadi runner up. Ya, enam kali kita tampil di final dan selalu kalah.
Timnas Indonesia berada satu grup dengan Thailand, Kamboja, Filipina dan Brunei Darussalam. Laga pertama yang akan dimainkan timnas adalah melawan Kamboja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H