Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Giroud Dimanjakan dan Kane yang Malang

13 Desember 2022   08:49 Diperbarui: 13 Desember 2022   09:06 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beda ekspresi Olivier Giroud (bawah) dan Harry Kane (putih) setelah Kane gagal mengeksekusi penalti (Foto: AP Photo/Frank Augstein via theday.com)

Striker timnas Inggris, Harry Kane dan striker timnas Perancis, Olivier Giroud mengalami perbedaan nasib saat berduel daiam perempatfinal Piala Dunia Qatar 2022.

Giroud mencetak gol kemenangan sementara kegagalan Kane mengeksekusi penalti membuat timnya kalah dan kembali harus going home lebih cepat seperti Piala Dunia-Piala Dunia sebelumnya.

Dalam Piala Dunia Qatar 2022, secara umum dalam konteks mereka sebegai striker, Giroud dan Kane ini memang bernasib lain. Secara lebay bisa dibilang bahwa Giroud dimanja dan dilayani sedangkan Kane "disuruh kerja keras".

Di timnas Perancis peran Giroud memang benar-benar sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai seorang striker: berada di kotak penalti, berupaya mencetak gol atau memantulkan bola dan membuka ruang untuk memberi kesempatan rekan lain untuk mencetak gol.

Peran Giroud di timnas Perancis adalah murni sebagai target man, seorang striker yang menjadi sasaran umpan-umpan pemain lain (terutama) di kotak penalti. Dan memang, Giroud adalah tipe striker yang seperti itu, seorang target man.

Sebagai seorang target man, Giroud memiliki insting mencetak gol dalam situasi apapun, punya refleks, bisa menggunakan kaki kanan maupun kiri, juga dengan jago menggunakan kepalanya untuk memenangkan duel bola atas.

Filippo Inzaghi adalah contoh paling akstrem untuk seorang striker murni tanpa dicampur. Target man ekstrem yang tugasnya mencetak gol dan membuat onar di pertahanan lawan.

Tipe pemain seperti ini jelas tidak bisa bermain sendiri, tapi sangat membutuhkan support dari pemain lain. Butuh umpan-umpan matang dari pemain-pemain lain untuk bisa memaksimalkan peranannya di lapangan.

Dan di Piala Dunia Qatar 2022, Olivier Giroud di usianya yang sudah 36 tahun, membuktikan keampuhannya sebagai seorang target man dengan torehan 4 gol dan berada di peringkat kedua top skor sementara. Ia menyamai jumlah gol Lionel Messi dan tertinggal satu gol dengan rekannya yang jauh lebih muda, Kylian Mbappe.

Tak hanya mencetak empat gol, di Piala Dunia kali ini Giroud juga melewati rekor gol sepanjang masa untuk timnas Perancis yang dipegang Thierry Henry. Golnya ke gawang Inggris adalah gol ke 53 untuk timnas Perancis atau dua gol lebih banyak dari yang dibuat oleh Henry.

Dan tentu sebagai target man, Giroud tidak bisa bekerja sendiri. Ia ditopang oleh pemain-pemain yang bisa memanjakannya di kotak penalti. Ada Ousmane Dembele dan Kylian Mbappe di sayap kanan kiri, ada Antoine Griezmann yang menjadi playmaker. Pun masih ada Adrien Rabiot dan Aurelien Tchouameni dari tengah lapangan. Masih ditambah Theo heranndez bek sayap AC Milan yang rajin membantu penyerangan dan memiliki kualitas umpan akhir yang baik dan sudah dikenal dengan baik oleh Giroud karena mereka satu tim di Milan.

Giroud seperti menjadi kepingan puzzle yang tepat untuk timnas Perancis di lini depan. Right man on the right place.

Gol pertama Giroud dibuat ke gawang Australia. Gol itu dicetaknya dengan tinggal mencocor bola di kotak penalti menerima umpan Adrien Rabiot yang menyisir dari sisi kiri penyerangan. Kiper sudah out of position dan dengan tanpa susah payah bola dicocor Giroud melesak masuk ek gawang.

Gol kedua juga dibuat ke gawang Australia, kali ini Kylian Mbappe yang melayani Giroud. Crossing matangnya dari sisi kiri dengan sempurna disundul oleh Giroud yang berdiri bebas di kotak penalti. Ada dua bek Australia didekatnya tapi tidak memberikan gangguan berarti. Bola sundulan yang sulit dijangkau oleh kiper manapun.

Gol ketiga dibuat ke gawang Polandia saat 16 besar. Kembali Kylian Mbappe memberi assist, kali ini melalui umpang terobosan, Giroud lepas dari penjagaan bek Polandia dan tendangan pelan terarah dari dalam kotak penalti menaklukkan kiper Juventus Wojnech Sceczsny.

Gol keempat, yang menjadi penentu kemenanangan atas Inggris di perempat final dibuat dengan sundulan kepala. Umpan silang Antoine Griezmann dari sisi kiri disundul Giroud yang memenagi duel udara di tengah penjagaan dua center back Inggris, John Stones dan Harry Maguire.

Kontribusi Giroud di Piala Dunia kali ini kontas sekali dengan Piala Dunia 2018. Saat itu, meski juga jadi striker utama namun tak satu biji golpun dicetak Giroud di Rusia 2018. Kontribusi seorang target man macam Giroud memang tidak hanya mencetak gol, tapi bisa juga sebagai pemantul bola di kotak penalti yang membuka peluang pemain lain untuk mencetak gol.

Beda dengan Giroud, Harry Kane adalah striker yang lebih komplit. Tidak hanya berperan di kotak penalti, ia juga memiliki akurasi umpan yang baik dan bisa bermain lebih ke belakang maupun melebar.

Di Qatar 2022, sampai perempat final Inggris adalah tim yang paling produktif dengan 13 gol yang berhasil mereka cetak dalam 5 pertandingan. Dari 13 gol tersebut Harry Kane hanya menyumbang dua gol, tidak lebih banyak dari Bukayo Saka dan Marcus Rashford yang mencetak masing-masing 3 gol.

Namun demikian, Kane berkontribusi tidak hanya dalam mencetak gol, ia juga menyumbang 3 assist. Sebuah catatan yang menunjukkan peran Kane di lapangan, bukan hanya sebagai target man, tapi juga pengumpan yang melayani pemain lainnya.

Harry Kane adalah top skor Piala Dunia 2018 dengan torehan 6 gol dan dapat dipastikan tidak akan mempertahankan gelar tersebut. Dan sial buat Harry Kane, ini adalah kegagalan kesekian kali bersama timnas Inggris.

Tahun 2018 mereka gagal di semifinal. Tahun 2021 kemarin mereka sampai final Piala Eropa tapi kandas oleh Italia lewat drama adu penalti. Dan sialnya, walau rajin bikin gol di klubnya Tottenham Hotspurs namun belum satu pun gelar kejuaraan penting sudah ia raih karena memang lemari Spurs sepi akan trofi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun