Laga kedua grup B, Inggris lawan Amerika Serikat, skuad Inggris yang diturunkan sama persis dengan line up saat pertandingan pembuka menghadapi Iran.
Sepertinya memang Gareth Southgate puas dengan performa para pemainnya pada pertandingan pembuka. Ya, menang dengan skor fantastis 6-2 wajar kalau puas. "Don't change a winning time", mungkin itu yang dipegang bapak Gareth Southgate ini.
Duo Harry yang dikhawatirkan kebugarannya ternyata main dari awal. Harry Kane dan Harry Maguire yang saat melawan Iran ditarik karena faktor kebugaran ternyata bisa jadi starter lagi saat melawan AS.
Tidak seperti saat melawan Iran, kali ini Inggris tidak bisa berpesta gol. Boro-boro berpesta, satu gol pun tidak bisa mereka cetak ke gawang AS. Dan untungnya AS pun tidak bisa membobol gawang Jordan Pickford.
Dibanding melawan Iran performa Inggris memang jauh menurun. Tentu AS sendiri juga tampil maksimal, disiplin dalam bertahan, cepat dalam menyerang dan mentalitas spartan yang berani bertarung.
Dari skor pun jelas beda jauh, saat melawan Iran Inggris sanggup membuat enam gol namun tak sebiji golpun mampu mereka cetak ke gawang AS. Bahkan serangan-serangan AS umumnya lebih berbahaya dibanding Inggris.
Statistik pertandingan memang menunjukkan Inggris menguasai 56% penguasaan bola dibanding AS yang hanya kebagian 44%. Namun kualitas penguasaan bola Inggris itu banyak berupa umpan-umpan pelan di daerah pertahanan sendiri, umpan-umpan back pass dari penyerang ke gelandang, dari gelandang kepada bek juga dari bek ke kiper.
Inggris seperti malu-malu masuk ke pertahanan AS yang selalu siap siaga menerkam dan merebut bola.
Sebaliknya penguasan bola AS banyak yang berupa serangan balik cepat ke gawang Inggris. Untung bagi Inggris, serangan tersebut seringkali diakhiri dengan shot yang tidak akurat ataupun bisa diantisipasi oleh pertahanan Inggris. Beberapa diantaranya jadi tendangan sudut, statistik mencatat AS mendapatkan tendangan corner sebanyak tujuh kali, lebih banyak dari Inggris yang hanya tiga kali.
Dari sisi tembakan, Inggris mencatat delapan kali dengan tiga kali diantaranya tepat sasaran. Sedangkan AS membuat sepuluh kali tembakan dengan hanya satu kali yang on target. Meski Inggris mencatat tiga kali tembakan on target namun tak satu pun dari tiga tersebut benar-benar mengancam atau membuat kiper AS harus melakukan penyelamatan spektakuler.